Senin, 03 Januari 2011

Hiramsyah S Thaib: Padukan Properti dan Infrastruktur

Di tangan Hiramsyah S Thaib, Bakrieland makin berkibar. Bahkan Bakrieland kini memadukan bidang properti dan infrastruktur.

Kami membangun kawasan properti terpadu, terintegrasi. Mengapa? Kalau kita lihat saat ini Bandung dan Puncak sudah tak mampu lagi menampung masyarakat yang berakhir pekan. Karena itulah perlu kawasan properti wisata terpadu.
-- Hiramsyah S Thaib

Hiramsyah lahir di Jakarta 7 Mei 1962 sebagai anak pertama dari enam bersaudara. Kakek Hiramsyah seorang perintis kemerdekaan, yaitu Mr Budhyarto Martoatmodjo. Ia mengenyam pendidikan TK, SD Besuki, SMP Negeri I, SMA Negeri III di Jakarta. Hiramsyah melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Teknik Arsitektur ITB pada tahun 1981.

Hiramsyah menjabat Presiden Direktur dan CEO PT Bakrieland Development Tbk sejak April 2007. Sebelumnya HIramsyah menjabat CEO PT Bakrie Capital Indonesia (Maret 2005-April 2007), Komisiaris Bakrieland (Mei 2006-April 2007).

Sebelum bergabung di Grup Bakrie, Hiramsyah menjabat Presiden Direktur PT Bank Tabungan Pensiunan Nasiona (September 2004-Maret 2005)l, Presiden Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (2003-September 2004), Presiden Direktur dan CEO PT Bakrie Nirwana Resort (1997-2004), dan Wakil Presiden Bakrieland (1997). Hiramsyah juga pernah menjadi Senior Business Manager RegionalCommercial Banking Area 1 PT Bank Niaga Tbk (1997).

Sebagai Presiden Direktur dan CEO PT Bakrie Nirwana Resort (BNR), Hirmasyah berhasil menyelesaikan restrukturisasi keuangan PT BNR di IBRA (Indonesia Banking Restructuring Agency) 1 Juni 2001 dengan memberi jalankeluar atas obligasi finansial PT BNR yang berkaitan dengan kreditor, kontraktor, supplier, dan pihak ketiga lainnya. Di sini, Hiramsyah melakukan restrukturisasi operasionalisasi perusahaan, termasuk mengembangkan penjualan dan keuntungan perusahaan, program efisiensi biaya, memecahkan problem dan masalah hukum.

Di Bakrieland, Hiramsyah dan tim bisnisnya sukses memenangkan penghargaan nasional dan internasional dalam bidang properti.

Hiramsyah juga aktif dalam organisasi. Saat ini ia menjabat Wakil Presiden Komite Regulasi Bidang Properti dan Kawasan Industri KADIN sejak tahun 2008. Sebelumnya Hiramsyah juga anggota kelompok kerja Komite Standarisasi Sumber Daya Manusia Pariwisata, Kementerian Budaya dan Pariwisata (2002-2008), Ketua Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (2001-2005), Dosen Tamu di ITB, Universitas Gunadharma, UI, Universitas Pembangunan Nasional, dan Sekolah Manajemen Bakrie (1999-2007).

Hiramsyah pernah meraih penghargaan Outstanding Entrepreneurship - Asia Pacific Entrepreneurshiop Award (2009), Rising Star CEO, Potential CEO Category - Business Review Award (2008), Outstanding Entrepreneur Award - Asia Pacific Entrepreneur Award (2008), The Best CEO - Bisnis Indonesia (2008), Essential Who's Whi of Top Personality List 2004 - Maria Lukito's Bureau Chief, Society, Indonesia Tatler, Jakarta (2004).

Hiramsyah juga membawa perusahaannya meraih penghargaan, yaitu 2009 Best GCG Most Improved Category, Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD) & Business Review – 2009 GCG Award (2009), Rank # 1, Environment Category in Property & Infrastructure Sector (Bali Nirwana Resort) (2009), Social Department of RI & Corporate Forum for Community Development (CFCD) – Indonesia CSR Award (2008), The Best 3 in Real Estate Category – Indonesian Financial Report Award (IFRA) 2008, Top Rank, 2007 Annual Report Award for Listed Private Non Finance Company Category - Capital Market Supervisory Agency, in cooperation with Indonesia Stock Exchange, Bank Indonesia, Ministry of State-Owned Enterprise.

Hiramsyah juga membawa Bakrieland meraih National Committee for Good Corporate Governance, The Indonesian Institute of Accountants and Directorate General of Tax (2008), The Best Listed Company of Property and Real Estate Category 2008 – Bisnis Indonesia Award (2008), The Best Apartment Concept Based on Independent Survey - Strategic Property Intelligence Centre (PSIP) (2007), Nirwana Bali Golf Course as the Best Golf Course in Asia – Asian Golf Monthly Awards, Singapore (2004).

Berikut wawancara Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Hiramsyah S Thaib, Presiden Direktur dan CEO Bakrieland Development.

Sejak kapan Anda bergabung di Grup Bakrie?

Saya bergabung di Grup Bakrie sejak tahun 1997. Sebelumnya saya di Bank Niaga. Spesialisasi saya melakukan rekapitalisasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Ketika pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi, saya sebagai CEO Bali Nirwana berhasil membangkitkan kembali Bali Nirwana dan berhasil.

Setelah itu saya diminta menjadi CEO Bakrie Capital, membantu melakukan rekapitalisasi banyak perusahaan lainnya di Grup Bakrie. Alhamdullilah, banyak hasilnya. Sebelumnya saya juga jadi CEO BTPN melakukan hal seperti ini. Jadi spesialisasi saya memang melakukan rekapitalisasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Apa yang Anda benahi?

Tahun 2007, saya diminta membenahi Bakrieland, menjadi CEO Bakrieland Development. Kondisinya pada saat itu, tidak terlalu terpuruk tapi tidak optimal. Pada Desember 2006, posisi Bakrieland di urutan ke-10. Dalam satu tahun, setelag proses rights issue, posisi Bakrieland nomor satu.

Apa kiat Anda membuat Bakrieland berkibar?

Tugas CEO itu sebetulnya ada tiga. Yaitu membuat visi dan misi perusahaan, membentuk winning team, dan memiliki networking.

Jadi tugas saya adalah membuat visi misi. Setelah itu membentuk winning team. Jadi saya harus mampu membentuk tim yang tangguh dan memiliki jaringan yang kuat. Kalau tiga tugas itu sudah dikerjakan dengan baik, perusahaan sudah bisa terbang.

Khusus Bakrieland, perusahaan ini tidak hanya tumbuh, tapi melesat secara ekstrem. Bukan hanya 10 persen, kalau cuma itu artinya biasa-biasa saja, tapi tumbuh hingga dua digit.

Kiat sukses perusahaan juga ada pada winning team dan CEO-nya. Leadership itu sangat penting. Seorang CEO akan memberi warna sangat besar pada perusahaan. Jadi CEO dan winning team sangat dibutuhkan dalam perusahaan. Tugas utama saya membentuk tim tangguh. CEO yang andal saja tidak cukup, karena itu dibutuhkan juga tim yang kuat.

CEO yang dibutuhkan bukan CEO betipe star atau bintang, tapi CEO transformator. Sebab jangan sampai CEO pensiun atau meninggalkan perusahaan, perusahaan itu redup lagi.  Tantangan CEO saat ini adalah bagaimana ketika meninggalkan perusahaan, ia memberi kemudahan kepada penggantinya untuk tetap menghidupkan perusahaan.

Bakrieland menggabungkan konsep properti dan infrastruktur. Bagaimana konsep ini sebenarnya?

Bakrieland merupakan model yang unik. Kita tak sekadar pemain properti tradisional, tetapi juga pemain properti terintegrasi karena kami menggabungkan jalan tol dengan bisnis properti. Mungkin pengusaha lain tidak terpikir soal ini, tapi Bakrieland melakukannya.

Kalau dulu orang selalu menyebut kunci sukses bisnis properti adalah lokasi prima, lokasi prima, lokasi prima. Tapi saat ini, saya kira lokasi menjadi prima jika aksesnya bagus. Jadi Bakrieland harus dapat mengontrol akses sehingga dapat mengontrol properti yang dibangun. Infrastruktur transportasi seperti jalan tol, yang kami jalankan.

Bayangkan, lahan di sepanjang jalan tol, saat dibebaskan harganya Rp 10.000 per meter persegi. Kita diamkan saja dalam tiga tahun harganya sudah naik 10 kali lipat. Apalagi kalau kami kembangkan menjadi sesuatu yang punya nilai tambah untuk masyarakat setempat.

Memang Jasa Marga juga masuk bisnis properti. Mereka membangun jalan tol, lalu membangun perumahan di sekitar jalan tol. Jasa Marga belajar dari Bakrieland. Saya memang pernah bicara di depan Jasa Marga. Tapi bagi saya itu tak masalah. Saya menganut paham mentalitas kelimpahruahan. Kalau kita bagi ilmu, harga kita tidak berkurang, tapi malah akan bertambah.

Jadi tak usah takut berbagi ilmu. Jasa Marga bukan saingan Bakrie Toll Road karena Indonesia masih butuh sepuluh perusahaan seperti Jasa Marga. Indonesia butuh banyak investor jalan tol.

Mengapa Bakrielad menggarap jalan tol?

Mengapa Bakrieland masuk bisnis jalan tol, karena kami ingin membuktikan Bakrieland membangun secara terpadu. Selama ini pembangunan jalan tol dianggap parsial. Padahal jika dibangun secara terintegrasi, akan menaikkan nilai tambah. Misalkan kami membebaskan lahan untuk jalan tol, kami akan membangun potensi yang ada di sana, ekonomi setempat tumbuh sehingga masyarakat sekitar jalan tol dapat menikmati manfaatnya.

Selama ini kan hanya lewat saja. Nah, kami punya pendapat berbeda. Jika kami bangun jalan tol, maka masyarakat sekitar harus menikmati nilai tambahnya.

Jalan tol mana saja yang akan digarap Bakrieland?

Kami akan membangun jalan tol Bogor-Sukabumi-Bandung. Jalan tol ini akan melewati properti yang dbangun Bakrieland, yaitu Bogor Nirwana dan Lido. Kami juga sudah menggarap Kanci-Pejagan.

Apa yang akan dikembangkan Bakrieland di sekitar jalan tol itu?

Potensi yang akan dikembangkan di sana adalah sektor pariwisata, perkebunan, dan kehutanan. Kami akan mendesain kawasan ini sehingga tertata dengan baik. Kami tak mau mengulangi kegagalan Puncak, di mana pembangunan di Puncak merusak DAS Citarum. Kami membuat masterplan di sana, termasuk rencana membangun destinasi wisata.

Dan karakter yang tepat adalah semacam Disney Mountain. Selama ini yang kita kenal adalah Disney Land dan Disney Sea. Tapi di kawasan Lido, kami punya mimpi membangun semacam Disney Mountain dengan theme park. Luasnya bisa mencapai 5.000 hektar. Selama ini kan rata-rata sekitar 200 hektar sampai 200 hektar. Tapi di Lido, luasnya sampai lima ribu hektar, terluas di dunia. Kami akan bangun dari Bogor Nirwana terus ke Lido dan Sukabumi.

Mengapa Bakrieland membangun properti wisata di sini?

Bakrieland saat ini memiliki bank tanah terbesar di Indonesia. Kami memang punya rencana membangun kawasan properti wisata dari Bogor Nirwana ke Sukabumi. Kami bangun jalan tolnya, sekaligus kawasan propertinya. Ini akan dikembangkan dari Ciawi, Sukabumi hingga Bandung. Kami mengambil alih tanggung jawab Puncak dan Bandung . Jadi perlu dibangun destinasi baru untuk wisata.

Kami membangun kawasan properti terpadu, terintegrasi. Mengapa? Kalau kita lihat saat ini Bandung dan Puncak sudah tak mampu lagi menampung masyarakat yang berakhir pekan. Karena itulah perlu kawasan properti wisata terpadu. Dan saya kira hiburan merupakan salah satu kebutuhan manusia modern saat ini, selain kesehatan dan pendidikan. Kebutuhan dasar manusia sandang, pangan, papan, harus ditambah tiga poin ini.

Kita tidak ingin kecolongan dari Singapura. Saya sedih ketika tahu Singapura bangun Universal Studio. Pangsa pasar mereka kan orang-orang Indonesia juga. Jadi sudah waktunya Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia Tenggara, memberdayakan ekonomi rakyat.

Dan kebutuhan hiburan masyarakat Indonesia harus dipenuhi, salah satunya dengan membangun kawasan ini. Pasarnya tetap masyarakat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi ditambah Puncak, Sukabumi, Cianjur. Konsep megapolitan ini tak bisa dilawan karena tren dunia ke arah sana, seperti Tokyo, Los Angeles, London dan lainnya.

Bakrieland sudah membangun The Jungle, water park di Bogor. Perhitungan awal, payback sampai lima tahun. Tapi ternyata dalam dua tahun sudah payback. Jadi saya optimistis ini akan berhasil karena kebutuhan hiburan merupakan kebutuhan dasar.

Ini bagian dari tanggung jawab kepada bangsa untuk menyediakan hiburan yang mendidik. Jadi kami akan membangun edutainment, gabungan edukasi dan hiburan. Edutainment masih sangat kurang. Kalau kami hanya membangun kawasn hiburan saja tapi tidak edukatif, sayang sekali.

Lokasinya strategis, berada di antara dua hutan lindung, Pangrango dan Salak Halimun. Kami bertujuan mendukung pelestarian lingkungan.

Bakrieland kini makin agresif, termasuk mengembangkan superblok Rasuna Epicentrum di Kuningan Jakarta...

Bakrieland sebagai perusahaan properti terpadu, yang menggabungkan properti dengan infrastruktur jalan tol dan air bersih.

Kalau kita bicara soal properti, Bakrieland fokus ke perumahan baik vertikal maupun horisontal. Pembangunan perumahan vertikal pada saat ini tak bisa dihindari mengingat jumlah penduduk terus bertambah, sementara harga tanah makin mahal. Apalagi di Jakarta, kebutuhan perumahan vertikal mendesak.

Saat ini berkembang pembangunan superblok, one stop living di satu kawasan yang memiliki fasilitas lengkap, sejak bangun tidur, pergi ke sekolah, ke kantor, ke mal, sampai ke rumah sakit dan lainnya. Ini tuntutan zaman sekarang, terutama di kota besar seperti di Jakarta. Daripada berangkat kerja butuh dua jam, lalu pulang ke rumah dua jam, lebih baik tinggal di apartemen di tengah superblok dengan fasilitas lengkap. Pergi ke kantor butuh 10 menit, pulang 10 menit. Ini meningkatkan kenyamanan.

Sebenarnya Bakrieland sudah mulai membangun superblok Rasuna ini sejak tahun 1980-an. Kami yang pertama di Jakarta yang membangun superblok. Sampai sekarang kami sduah membangun 17 menara yang dihuni 12.000-an warga. Ini superblok terbesar dan terluas di Jakarta, bahkan di Indonesia, dengan luas 60 hektar. Tapi saat krisis ekonomi 1997, pembangunan terhenti. Setelah mulai sehat kembali, pembangunan superblok Rasuna Epicentrum dimulai lagi.

[Sumber: http://properti.kompas.com/index.php/read/2010/12/29/22504938/Hiramsyah.S.Thaib.Padukan.Properti.dan.Infrastruktur-12]

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)
Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar