Jalan tol Cinere-Jagorawi merupakan jalan tol pertama yang dibangun dalam tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) 2 dan juga yang pertama yang beroperasi. Tol JORR 2 terdiri dari sejumlah ruas tol, dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta-Kunciran, Kunciran-Serpong, Serpong-Cinere, Cinere-Jagorawi/Cimanggis, Cimanggis-Cibitung, dan Cibitung-Tanjungpriok.
Terwujudnya Seksi I Jalan Tol Cinere-Jagorawi ini menjadi prestasi tersendiri bagi PT Trans Lingkar Kita Jaya (TLKJ).
Bagaimana perkembangan pembangunan jalan tol Cinere-Jagorawi? Berikut ini wawancara Robert Adhi Ksp dengan Pimpinan Proyek Jalan Tol Cinere-Jagorawi Banu Setianto, didampingi Direktur Utama PT Trans Lingkar Kita Jaya (TLKJ) Bambang Hartanto, pekan lalu.
Bagaimana perkembangan pembangunan jalan tol Cinere-Jagorawi sampai pertengahan tahun 2011?
Sampai pertengahan Januari 2011, pembebasan tanah untuk Seksi I antara jalan tol Jagorawi/Cimanggis ke Jalan Raya Bogor sepanjang 3,55 kilometer sudah selesai. Ada 1.038 bidang tanah yang dibebaskan dengan luas seluruhnya 35,89 hektar.
Seperti Anda tahu, betapa sulitnya melakukan pembebasan tanah untuk pembangunan jalan tol. Ini bisa kita lihat dari rencana tol Ulujami-Kebon Jeruk yang masuk JORR 1. Sampai sekarang belum juga selesai.
Karena itu, kami lega pembebasan tanah Seksi I tol Cijago rampung. Sampai pertengahan Januari, tinggal 15 bidang tanah yang diproses, itu pun dalam status dikonsinyasi, uangnya dititipkan di pengadilan.
Saat ini kami masih menyelesaikan konstruksi jalan tol sepanjang 3,55 kilometer. Sampai pertengahan Januari, pembangunan konstruksi sudah selesai 31 persen. Dan kami targetkan pembangunan konstruksi selesai seluruhnya pada pertengahan tahun 2011. Kami optimistis karena kemajuan pembangunan konstruksi setiap bulan sepuluh persen.
Bagaimana dengan Seksi II dan Seksi III jalan tol ini?
Jumlah bidang tanah di Seksi II antara Jalan Raya Bogor ke daerah Kukusan sepanjang 6,40 kilometer sebanyak 1.348 bidang dengan luas seluruhnya 56,34 hektar. Sementara jumlah bidang tanah Seksi III antara Kukusan dan Limo sepanjang 5,04 kilometer masih diinventarisasi. Luas seluruhnya tanah di Seksi III adalah 42,70 hektar.
Jika Seksi I sudah dapat digunakan, berapa banyak kendaraan yang akan melintasi jalan tol ini setiap hari?
Kami perkirakan jumlah kendaraan yang akan melintas jalan tol ini sekitar 30.000 per hari. Tarif tol Seksi I untuk kendaraan golongan I sekitar Rp 3.000.
Jalan tol ini akan mengurangi kemacetan di Kota Depok. Selama ini kendaraan dari Jakarta yang akan Depok, lebih banyak datang lewat Lenteng Agung, kampus UI ke Margonda. Jika Seksi I ini rampung, pengguna jalan dapat menggunakan jalan tol Jagorawi, lalu ke jalan tol Cijago Seksi I yang menembus ke Jalan Raya Bogor – Cimanggis.
Dampak jalan tol ini bagi perkembangan kota Depok?
Nilai properti perumahan Pesona Khayangan di Margonda meningkat. Juga nilai rumah di berbagai perumahan di dekat jalan tol. Di Cinere, grup Megapolitan makin mengembangkan bisnis propertinya.
Menurut Pak Walikota Depok Nurmahmudi Ismail, jumlah perusahaan properti yang mengajukan izin ke Pemkot Depok naik delapan kali lipat dibandingkan sebelum jalan tol dibangun.
Ini bukti betapa pembangunan jalan tol menaikkan nilai properti dan membuat bisnis properti semakin semarak. Baik Walikota Depok sebagai otoritas lokal maupun BPJT dan Departemen Pekerjaan Umum mendukung proyek jalan tol ini.
Apa kendala yang dihadapi dalam membangun jalan tol ini?
Kendala utama adalah pembebasan tanah yang kompleks dan rumit. Kami berharap kendala dalam pembebasan tanah dapat diatasi setelah RUU soal Tanah disahkan DPR. Kalau sudah disahkan, mudah-mudahan pembebasan tanah bukan persoalan utama lagi bagi investor jalan tol. Pemerintah yang akan mengambil alih pembebasan tanah, bukan investor lagi.
Dalam pembangunan jalan tol ini, kami membangun hubungan dengan baik dengan TPT Departemen PU dan P2T serta denganb masyarakat.
Ada rencana mengembangkan properti di sekitar jalan tol?
Sejauh ini belum ada rencana mengembangkan properti di sepanjang jalur tol ini. Tapi mungkin di masa depan, kami pikirkan properti apa yang layak dikembangkan.
Berapa investasi jalan tol Cinere-Jagorawi ini?
Nilai investasi total pada tahun 2006 adalah Rp 1,9 triliun. Namun pada tahun 2010, nilai investasi membengkak menjadi Rp 3 triliun. Investasi terbesar memang untuk tanah. Dari jumlah itu, 70 persen merupakan pinjaman, sedangkan 30 persen merupakan modal TLKJ sendiri.
Investasi konstruksi untuk Seksi I sepanjang 3,55 kilometer sekitar Rp 255 miliar. Kalau digabungkan dengan nilai tanah, investasi total Seksi I ini mencapai Rp 600 miliar.
Saham TLKJ sebagian besar dimiliki PT Transindo Karya Investama (78 persen), sisanya Waskita (18 persen), Jalantol Lingkar Jakarta atau JLJ (3 persen), dan Kopnatel (0,5 persen).
Kapan Seksi II jalan tol Cijago dari Jalan Raya Bogor hingga Kukusan mulai dibangun? Kami berharap konstruksi Seksi II dapat dikerjakan mulai bulan Juli 2011 dan dijadwalkan selesai Juli 2012.
Bagaimana dengan rencana pembangunan Seksi III antara Kukusan dan Limo?
Saat ini dilakukan inventarisasi tanah Seksi III seluas 42,7 hektar. Kami berharap pembangunan konstruksi Seksi III dapat dimulai awal tahun 2012 sehingga jalan tol Cijago ini selesai seluruhnya pada tahun 2013.
Setelah tol Cijago, ada rencana membangun jalan tol lainnya?
Sampai saat ini kami belum punya rencana membangun jalan tol lainnya. Yang penting bagi kami adalah bagaimana pembangunan jalan tol Cinere-Jagorawi tuntas dan selesai. Ini yang harus kami selesaikan.
Memang di mata pemerintah, dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum, TLKJ termasuk investor yang kooperatif, tidak mengeluh macam-macam pada pemerintah. Jadi kami termasuk yang diandalkan menunjang program pemerintah membangun jalan tol.
Tahun 2011, hanya ada tiga jalan tol yang diharapkan beroperasi, yaitu tol Semarang-Ungaran sepanjang 11 kilometer, tol Surabaya-Mojokerto hanya 1,2 kilometer, dan Seksi I jalan tol Cimanggis-Cinere atau Cijago sepanjang 3,5 kilometer.
Mengapa melirik bisnis jalan tol?
Peluang bisnis jalan tol sangat menjanjikan. Perawatan hanya membutuhkan 20 persen. Jika jalan tol ini rampung seluruhnya, diperkirakan sekitar 60.000 kendaraan yang akan melintas.
Bagaimana pengawasan atas kualitas jalan tol ini?
Membangun jalan tol di daerah urban perkotaan berbeda dengan di luar kota seperti Cipularang. Pembangunan jalan tol di Depok menghadapi persoalan banyaknya utilitas saat penggalian tanah. Kami harus hati-hati menggali.
Kami menunjuk PT Perentjana Djaja dan Nippon Koei sebagai konsultan yang mengawasi kualitas jalan tol. Bagaimana menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, tepat biaya, dan kualitas baik.
Apa harapan investor jalan tol terhadap pemerintah?
Sebagai investor jalan tol, kami berharap persoalan pembebasan tanah yang menghambat pembangunan, dapat dibereskan dengan baik. Pemerintah dan DPR menyelesaikan masalah ini dengan RUU soal tanah.
Peran pemerintah dalam pelaksanaan pembebasan tanah sangat diperlukan. Kami juga berharap pemerintah menciptakan iklim investasi yang kondusif. Pemerintah juga harus mendorong investor jalan tol lainnya menyelesaikan proyek-proyek tol lainnya agar JORR 2 langsung tersambung satu sama lain. (Robert Adhi Ksp)
Saat ini kami masih menyelesaikan konstruksi jalan tol sepanjang 3,55 kilometer. Sampai pertengahan Januari, pembangunan konstruksi sudah selesai 31 persen. Dan kami targetkan pembangunan konstruksi selesai seluruhnya pada pertengahan tahun 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar