Saat melewati rumah ini, rasanya sulit mengalihkan pandangan ke arah lain. Bukan karena desainnya yang "wah" atau warnanya yang menyolok. Lantas karena apa?
Rumah yang satu ini konsepnya terbuka. Boleh dilihat di foto "wajah" rumah ini. Pintu yang Anda lihat terbuka, adalah pintu masuk rumah. Jika Anda berjalan ke kiri, akan bertemu dengan ruang tamu, berjalan ke kanan akan diantar ke bagian dalam rumah. Lihat dinding deretan kayu dolken? Yak, deretan kayu itulah yang jadi pembatas antara area luar dengan beberapa ruang dalam.
Bukan cuma dinding, lho . Deretan kayu dolken juga di aplikasikan sebagai pengganti plafon biasa. Supaya tidak terlalu terbuka, dan menghalangi masuknya air hujan, bagian atas plafon dolken dilapisi lembaran-lembaran transluscent , sejenis polikarbonat.
Ide ini sangat jitu untuk "mendekatkan" ruang dalam dan luar rumah. Selai itu, rongga antara kayu-kayu dolken adalah jalur masuknya cahaya matahari dan udara. Tampilan alami juga didukung oleh dinding yang dibuat tanpa finishing. Dinding seperti ini memang rawan menimbulkan kesan kaku, tapi dengan banyaknya tanaman hijau yang ada di sana, kesan kaku tersebut berhasil diredam.
Rumah dengan konsep alami begini, merupakan salah satu penerapan konsep arsitektur ramah lingkungan, lho. Menarik sekali bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar