Sejumlah pengembang perumahan di Lampung mulai merancang kenaikan harga penjualan produk mereka dengan rentang antara 10 dan 20 persen pascakenaikan harga semen di daerah itu dalam sepekan terakhir.
Kenaikan harga semen sudah tidak dapat lagi diakali oleh para pengembang, karena apabila tetap menjual dengan harga lama, maka rumah yang dibangun akan memiliki kualitas yang tidak bagus.
-- Willy Lesmana Putra
"Kami sudah mulai menghitungulang harga jual rumah untuk menentukan besaran kenaikan, karena kenaikan harga semen yang mencapai 30 persen dari harga normal," kata pengembang dari PT Dirgantara Alam, Willy Lesmana Putra, di Bandarlampung, Senin.
Dia menjelaskan, kenaikan harga semen sudah tidak dapat lagi diakali oleh para pengembang, karena apabila tetap menjual dengan harga lama, maka rumah yang dibangun akan memiliki kualitas yang tidak bagus. "Kami tidak bisa mengakali kenaikan ini dengan mengurangi takaran semen misalnya, karena hal itu dapat memperpendek usia bangunan," kata dia.
Menurut dia, kenaikan diperkirakan akan mencapai paling tinggi 30 persen dibandingkan harga jual saat ini, dengan besaran antara 10 hingga 30 juta rupiah. "Rumah tipe 36 akan mengalami kenaikan hingga Rp20 juta dibandingkan harga jual saat ini yang sebesar Rp160 juta," kata dia. Menurut Willy, pemerintah harus turun tangan mengatasi krisis semen yang terjadi di Lampung, karena terjadi hampir setiap tahun pada periode yang nyaris sama.
"Setiap awal tahun, harga semen pasti naik dan pasokannya menghilang dari pasaran, ini harus diselidiki," kata dia.
Sementara pengembang lainnya dari PT Simpang Niaga Raya, Hermawani, juga menyatakan pihaknya juga saat ini sudah menghitungulang kenaikan harga jual rumah akibat kenaikan harga semen di Lampung. "Kenaikannya mungkin tidak tinggi dan mencapai Rp10 juta, namun saya pastikan pasti ada kenaikan," kata dia.
Menurut dia, kenaikan harga tidak bisa dihindari karena kenaikan bahan produksi bukan hanya pada semen, namun juga pada bahan bangunan lainnya seperti besi dan kayu.
Sementara itu, Kepala Pabrik Semen Baturaja Panjang Lampung, Marsidi Marsono, mengatakan hingga saat ini HPP semen belum dinaikkan. Dia juga menyatakan kapasitas produksi semen Baturaja juga tidak berkurang, yakni 1.200 ton per hari, namun, permintaan pasar cukup tinggi, mencapai 1.500 ton per hari.
Untuk meningkatkan produksi semen di pabrik Panjang ini, kata dia, tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan kapasitas produksi dan mesin yang kurang memadai. Menurut dia, peningkatan produksi hanya dapat dilakukan pada Pabrik Semen Baturaja yang ada di Baturaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar