DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah optimistis penjualan rumah, terutama tipe sederhana, pada 2011 bakal melesat menyusul kebijakan pemberian subsidi bunga yang lebih menguntungkan konsumen.
Kebijakan pemerintah mengucurkan subsidi bunga dengan sistem "flat" 8,5 persen per tahun hingga masa pinjaman 15 tahun, bakal mendorong daya beli masyarakat menengah ke bawah.
-- Sudjadi
Ketua REI Jateng Sudjadi ketika dihubungi di Semarang, Jumat (14/1/2011), mengatakan, kebijakan pemerintah mengucurkan subsidi bunga dengan sistem flat (datar) 8,5 persen per tahun hingga masa pinjaman 15 tahun bakal mendorong daya beli masyarakat menengah ke bawah. Apalagi, katanya, beban uang muka yang ditanggung konsumen relatif terjangkau, sekitar 10 persen dari harga jual.
Dari sisi pengembang, ujarnya, pemerintah menetapkan batasan harga rumah tapak sederhana (RTS)—dulu rumah sehat sederhana (RSS) hingga Rp 90 juta per unit. Sebelumnya, pemerintah hanya memberikan subsidi dengan masa angsuran terbatas dan harga rumah subsidi maksimal hanya Rp 55 juta per unit.
"Peraturan Menteri Perumahan Nomor 11, 12, dan 13 Tahun 2010 menjadikan beban bunga konsumen lebih rendah. Pengembang juga lebih leluasa membangun perumahan dengan adanya penyesuaian batasan harga baru RTS," katanya.
Menurut Sudjadi, beban yang dipikul konsumen RTS memang jauh lebih ringan karena suku bunga komersial perbankan saat ini 13-14 persen per tahun sehingga ada selisih beban bunga 4-5 persen per tahun. Nilai rupiah dari selisih itu, katanya, sangat signifikan bila dihitung akumulasi masa kredit hingga 15 tahun.
Perubahan kebijakan yang memberikan keleluasaan bagi pengembang dan kemudahan bagi konsumen itulah yang menyebabkan REI Jateng pada 2011 berani mematok produksi 25 persen lebih tinggi dibandingkan dengan target 2010.
Pada 2010 REI Jateng menargetkan produksi 8.000 unit. Namun, menurut dia, karena masih terbentur patokan harga RSS yang maksimal hanya Rp 55 juta, pihaknya tidak bisa memenuhi rencana produksi.
Tahun lalu jumlah rumah yang bisa diproduksi pengembang yang tergabung dalam REI hanya sekitar 6.000 unit, termasuk rumah menengah dan atas.
Sudjadi optimistis anggota REI Jateng pada 2011 bisa mewujudkan rencana produksi hingga 10.000 unit dengan komposisi sekitar 8.000 unit RTS dan 2.000 rumah menengah atas tanpa subsidi.
Ia mengatakan, pangsa pasar RTS memang sangat besar, tetapi rumah tipe menengah dan besar juga masih prospektif. Perubahan istilah RSS menjadi RTS untuk menekankan adanya perbedaan antara rumah susun dan rumah yang berdiri di atas lahan atau tapak.
[Sumber: http://properti.kompas.com/index.php/read/2011/01/14/14522141/Penjualan.Rumah.Sederhana.Bakal.Melesat-12]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar