PT Nusantara Infrastruktur, Tbk., semakin memperkuat posisinya sebagai perusahaan terdepan di bidang infrastruktur di Indonesia. Dengan menggelar forum dialog bagi semua pemangku kepentingan pembangunan infrastruktur, perseroan membuktikan komitmennya untuk berperan aktif serta lebih solid dalam misinya untuk memberikan kontribusi membangun Indonesia.
Jakarta saat ini terhitung sebagai kota yang tidak efisien di Asia, akan tetapi tetap memiliki peluang menjadi efisien.
-- Jose Gomez-Ibanez
Pembangunan infrastruktur Indonesia merupakan salah satu sektor yang banyak dikeluhkan oleh investor. Percepatan pembangunan infrastruktur membutuhkan komitmen bersama dan ketegasan pemerintah mengenai kontrak-kontrak yang ada untuk segera direalisasikan, inovasi dalam pendanaan, serta kepastian dalam pembebasan lahan.
“Minat swasta untuk masuk ke sektor ini merupakan sinyal positif dalam perekonomian Indonesia. Peran serta kami dalam membangun infrastruktur di pelbagai daerah Nusantara merupakan bukti nyata kepemimpinan kami di sektor ini. Pemerintah diharapkan mampu mendukung dan menjadi mitra strategis sehinngga pembangunan infrastuktur yang sangat diperlukan, dapat terealisasi dengan cepat,” ujar Bernardus Djonoputro, Direktur Korporasi PT Nusantara Infrastructure, Tbk.
Beranjak dari isu tersebut, diselenggarakan Nusantara Infrastructire Dialogue Series, sebuah forum berkala yang mempertemukan berbagai kalangan pemangku kepentingan sektor infrastruktur, baik investor, operator, teknokrat maupun pemerintah. Forum ini kedepan diharapkan menjadi referensi bagi dunia infrastruktur di Indonesia.
Dalam dialog kali ini, ditampilkan kuliah umum Prof. Jose Gomez-Ibanez dari Harvard Kennedy School of Government, salah satu pakar dunia di bidang Pblic Private Partnership dan pembangunan infrastruktur. Ia kembali mengingatkan pentingnya peran pemerintah dalam mengambil kebijakan yang tepat bagi percepatan pembangunan sektor infrastruktur.
Hal ini terutama akan sangat signifikan di kota-kota yang semakin tidak efisien. Dalam paparannya; Prof. Ibanez mengungkapkan bahwa Jakarta saat ini terhitung sebagai kota yang tidak efisien di Asia, akan tetapi tetap memiliki peluang menjadi efisien.
Karakter sebagai kota yang nyaman dan efisien masih dimiliki Jakarta, di antaranya terlihat dari banyak dijumpainya pohon di tengah kota. Ia juga menekankan bahwa pemanfaatan moda transportasi yang ada secara lebih maksimal. Di antaranya adalah meningkatkan utilisasi bus Trans Jakarta.
Dalam dialog yang dihadiri oleh 160 orang dari kalangan akademisi, lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah, terungkap bahwa persoalan infrastruktur di Indonesia masih belum menemukan jalan keluar yang maksimal. Regulasi yang tumpang tindih di antaranya masih mengambil peran penting sebagai kendala. "Dalam hal ini ketegasan pemerintah perlu ditingkatkan,” demikian ujar Bernardus Djonoputro.
Dalam upaya terus membahas isu-isu strategis dan menemukan jalan keluar yang inovatif, Nusantara Infrastructure akan terus menerus secara rutin menyelenggarakan dialog sejenis dengan menampilkan pakar dan ikon dunia infrastruktur dan pembangunan.
PT Nusantara Infrastructure, Tbk (META) adalah salah satu pemain utama di bidang pembangunan infrastruktur. Saat ini perusahaan mengoperasikan empat ruas jalan tol melalui kepemilikan mayoritas di anak-anak perusahaannya.
Ruas tol dimaksud adalah jalan tol Jakarta-Bumi Serpong Damai (BSD) sepanjang 7,25km, ruas tol BMN-Makassar sepanjang 5,95 km, ruas tol Jalan Tol Sesi empat (JTSE) sepanjang 11,7 km yang baru beroperasi September ta hun lalu dan JORR W1 Kebon Jeruk-penjaringan. Perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode META.
[Sumber: http://properti.kompas.com/index.php/read/2011/01/20/14415498/Percepat.Pembangunan.Infrastruktur.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar