JAKARTA: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendorong pemerintah memberikan insentif fiskal berupa insentif perpajakan (tax holiday) dan subsidi bunga di bidang penyelenggaraan konstruksi untuk mendorong pembangunan infrastruktur di Tanah Air.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Infrastruktur, Konstruksi dan Properti Zulkarnain Arief mengatakan pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia masih relatif lambat dibandingkan dengan negara lain yang dipicu oleh minimnya daya saing proyek-proyek infrastruktur.
Dia menambahkan tidak adanya insentif perpajakan dan subsidi bunga tersebut membuat proyek-proyek infrastruktur di Indonesia menjadi mahal karena biaya tinggi sehingga tidak mampu menarik minat investor dalam penyelenggaraan investasi.
“Insentif fiskal untuk proyek infrastruktur di Tanah Air masih minim, sehingga proyek-proyek tersebut tidak memiliki daya saing dan tidak menarik bagi investor. Suku bunga kredit di Indonesia relatif tinggi dibandingkan dengan dengan Korea yang memberikan subsidi bungan menjadi 0% untuk tahun pertama pelakasanaan konstruksi,” katanya kepada Bisnis, hari ini.
Selain itu, pemberian insentif perpajakan dan subsidi bunga untuk sektor infrastruktur sangat penting mengingat jenis investasi pada sektor tersebut tingkat pengembaliannya relative lama, dibandingkan dengan investasi pada bidang lain seperti industri manufaktur dan pertanian.
Presiden Direktur PT Adani Global Ganeshan V mengatakan proyek-proyek pada sektor infrastruktur tidak dapat disamakan dengan sektor lainya, karena selain investasinya tinggi, tingkat pengembalian investasinya juga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Perusahaan yang saat ini tengah dalam upaya merealisasikan investasi pembangunan rel kereta Tanjung Enim ke Tanjung Carat senilai US$1,65 miliar ini berharap pemerintah dapat memahami kendala yang sering kali menjadi faktor penghambat terealisasinya suatu proyek infrastruktur di negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar