Kantong PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) tahun ini bakal makin tebal. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa mendorong bisnis pengembang kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) ini tumbuh.
Survei Persepsi Pasar Bank Indonesia (BI) yang terbaru menyimpulkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun kelinci ini mencapai 6,4 persen. Ini lebih tinggi ketimbang proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun lalu, yaitu 6 persen.
Analis e-Trading Securities Budhy SM Siallagan menilai, di saat ekonomi tumbuh, permintaan terhadap rumah tinggal akan meningkat. "Tahun ini BSDE bisa bertumbuh di kisaran 10 persen," ujar Budhy.
Analis Majapahit Securities Supriyadi lebih optimistis lagi. Menurut prediksinya, pertumbuhan pendapatan emiten properti ini bisa mencapai 15 persen. BSDE sendiri sudah menargetkan pendapatan dari penjualan unit properti tahun ini meningkat 8,69 persen menjadi Rp 2,5 triliun. Tahun lalu pendapatan BSDE mencapai Rp 2,3 triliun.
Bergantung bunga Analis cukup yakin BSDE bisa mencapai target tersebut. Apalagi, emiten ini masih memiliki lahan cukup luas sehingga bisa lebih leluasa melakukan pengembangan proyek-proyek propertinya. Pascaakuisisi tiga perusahaan properti, total jumlah landbank BSDE naik dari 3.250 hektar menjadi 4.800 hektar.
Namun, perkembangan bisnis BSDE tahun ini bukannya tanpa hambatan. Analis menilai, inflasi menjadi ancaman bagi bisnis properti. Inflasi yang tinggi bisa menyebabkan BI Rate melonjak. Biasanya saat suku bunga acuan tersebut naik, bunga pinjaman perbankan juga bakal cenderung naik. "Dengan demikian beban utang BSDE akan naik," kata Budhy. Kenaikan beban bunga utang tersebut bisa menggerus laba bersih BSDE.
Selain itu, kenaikan BI Rate juga bisa mengerek naik bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Padahal, sebagian besar pembelian rumah masih menggunakan fasilitas kredit.
Survei Persepsi Pasar BI terhadap 100 ekonom menyebutkan, inflasi sepanjang tahun ini akan mencapai 6,5 persen. Inflasi tertinggi akan terjadi pada kuartal pertama 2011 yang bisa mencapai 6,4 persen.
Namun, Budhy menganggap kinerja BSDE masih aman sepanjang BI Rate tidak menembus angka 7,5 persen. "Kalau BI Rate masih di bawah 7,5 persen, penyaluran KPR tidak akan terpengaruh," ujarnya. Apalagi, dia menilai BSDE tidak akan menambah beban utang tahun ini karena sudah memiliki kecukupan dana. Kebutuhan perumahan pun masih tinggi, terutama untuk pasangan muda.
Karena itu, para analis berani memasang rekomendasi beli untuk saham ini. Budhy memasang target harga Rp 900 per saham. Sedikit berbeda, Supriyadi memasang target harga di Rp 1.100 per saham. Sementara Analis CLSA Asia Pacific Sarina Lesmina memperkirakan harga BSDE bisa naik menjadi Rp 1.020 per saham.
[Sumber:http://properti.kompas.com/index.php/read/2011/01/26/17081191/Kantong.BSD.Tahun.2011.Makin.Tebal.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar