Kepala Dinas Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi Provinsi Bali Made Santa mengatakan, pemerintah pusat menawarkan pembangunan jalan tol Pedungan (Denpasar)-Nusa Dua, Kabupaten Badung, dalam upaya mengurai kemacetan lalu lintas.
"Setelah kami rapat terkait dengan rencana jalan tol tersebut bersama Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, yang layak untuk jalan tol itu adalah dari Pedungan menuju Nusa Dua," katanya di Denpasar, pekan ini.
Ia mengatakan, sebelumnya sudah banyak tawaran berbagai alternatif untuk mengatasi kemacetan di kawasan selatan Bali itu, di antaranya rencana pembangunan jalan tol Serangan-Tanjung Benoa (STB), pembangunan jalan layang di kawasan Dewa Ruci, dan jalan layang menyisiri hutan bakau.
"Kami ditawarkan tiga alternatif untuk membangun tol STB, membuat terowongan di bawah laut, dan tol Pedungan-Nusa Dua. Dari tiga tawaran tersebut yang paling cocok adalah tol Pedungan-Nusa Dua. Dikatakannya, jalan tol tersebut hampir sama dengan jalan layang di Cengkareng, Jakarta. Alternatif tersebut sudah disepakati tim survei.
Ia mengatakan, proyek pembangunan ini akan dikerjakan lewat konsorsium, yaitu PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III, PT Jasa Marga, PT Angkasa Pura I, dan Bali Tourism Development Corporate (BTDC). Jalan tol panjangnya mencapai 11,5 kilometer dengan perkiraan biaya mencapai Rp1,4 trliun. "Jalan tol tersebut juga akan menghubungkan Bandara Ngurah Rai," kata lelaki asal Desa Batubulan, Kabupaten Gianyar, itu.
Ia mengatakan, dalam desain pembangunannya, jalan tersebut bisa dilalui kendaraan roda dua karena akan dibangun jalur khusus mobil dan sepeda motor.
Sementara Wakil Ketua DPRD Bali Ketut Suwandhi mengatakan, berbagai tawaran pembangunan jalan tol sudah cukup banyak. Rencana pembangunan jalan tol STB diyakini tidak bisa berjalan lantaran banyak permasalahan. "Di samping permasalahan lahan yang tidak jelas, kini Bali Turtle Island Development (BTID) juga sudah dikabarkan bangkrut," ujarnya.
Ia berharap, jika pembangunan jalan melalui hutan mangrove, diharapkan tetap menjaga kelestarian hutan tersebut. "Jangan sampai penancapan tiang pancang mencapai 1.000 unit itu merusak hutan bakau," ucap politisi Golkar itu.
Ia mengatakan, saat pembangunan dan proses memasukkan alat berat pasti merusak hutan bakau. "Jika pembangunan sudah selesai harus ada penanaman kembali terhadap hutan bakau yang dirusak saat pembangunan," ucapnya.
Menurutnya, bagaimanapun juga Bali harus mampu mengatasi masalah kemacetan, apalagi menjelang pelaksanaan APEC 2013. "Jalan apa pun akan dibangun sepanjang untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dan itu baik untuk rakyat Bali, kami pasti memberikan respons yang positif," katanya.
[Sumber: http://properti.kompas.com/index.php/read/2011/01/14/15045833/Jalan.Tol.Denpasar-Nusa.Dua.Bakal.Dibangun-12]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar