Dalam seminar yang diadakan di Universitas Peking kemarin, Lin Yifu mengatakan, eskalasi industri dalam negeri Tiongkok mempunyai ruang yang luas, keadaan keuangan pemerintah relatif baik, cadangan valuta asing cukup, maka dia menyatakan keyakinan atas perekonomian Tiongkok. Namun dia menunjukkan pula, Tiongkok perlu meningkatkan kewaspadaan atas perekonomiannya. Sejumlah negara seperti Jepang, Irlandia mengalami kemacatan setelah mengalami pertumbuhan ekonomi selama dua puluh sampai tiga puluh tahun, penyebabnya ialah pemecahan busa properti, dan kemudian berubah menjadi masalah moneter yang serius karena kelemahan pengawasan. Lin Yifu menyinggung pula persoalan kesenjangan pembagian pendapatan. Dikatakannya, ekonomi Tiongkok tumbuh cepat, namun pembagian pendapatan malah memburuk, hal itu diakibatkan masalah sistimatis, misalnya industri monopoli memperoleh laba amat besar berdasarkan sumber yang dimiliki.
[Sumber:
Ekonom Senior Bank Dunia Lin Yifu kemarin ( 25/01 ) di Beijing mengatakan, Tiongkok perlu waspada atas busa properti dan ketidak-adilan distribusi pendapatan.
Dalam seminar yang diadakan di Universitas Peking kemarin, Lin Yifu mengatakan, eskalasi industri dalam negeri Tiongkok mempunyai ruang yang luas, keadaan keuangan pemerintah relatif baik, cadangan valuta asing cukup, maka dia menyatakan keyakinan atas perekonomian Tiongkok. Namun dia menunjukkan pula, Tiongkok perlu meningkatkan kewaspadaan atas perekonomiannya. Sejumlah negara seperti Jepang, Irlandia mengalami kemacatan setelah mengalami pertumbuhan ekonomi selama dua puluh sampai tiga puluh tahun, penyebabnya ialah pemecahan busa properti, dan kemudian berubah menjadi masalah moneter yang serius karena kelemahan pengawasan. Lin Yifu menyinggung pula persoalan kesenjangan pembagian pendapatan. Dikatakannya, ekonomi Tiongkok tumbuh cepat, namun pembagian pendapatan malah memburuk, hal itu diakibatkan masalah sistimatis, misalnya industri monopoli memperoleh laba amat besar berdasarkan sumber yang dimiliki.