Kondisi tersebut ditemukan oleh sejumlah anggota Komisi V DPR RI yang sedang melakukan kunjungan ke lokasi pada Senin (8/8/2011). Anggota Komisi V DPR RI, Yudi Widiana Adia yang ikut melakukan kunjungan, menyesalkan kondisi tersebut.
Yudi menyesalkan terlantarnya rusun tersebut mengingat back log perumahan yang masih tinggi yakni diperkirakan kekurangannya mencapai delapan juta unit dari kebutuhan yang ada.
Ia juga menyesalkan kondisi Rusun Marunda yang tidak terawat baik karena beberapa bagian dari rusun sudah hilang dicuri. Yudi menduga, pembangunan Rusun di Marunda tidak direncanakan dengan baik.
Semula, sebagian besar Rusun Marunda diperuntukkan bagi warga yang terkena gusuran proyek Kanal Banjir Timur. Namun setelah proses pembebasan lahan selesai, warga enggan menempati rusun dengan berbagai alasan.
"Saya lihat sosialisasi dan penjelasan mengenai rusun dan budaya tinggal di rusun tidak diperhatikan dengan baik oleh Kemenpera. Akibatnya warga pun ragu dan enggan menempati Rusun Marunda," ujar Yudi.
Alasan lainnya, warga enggan menempati rusun karena minim sarana transportasi dan pendidikan dan fasilitas umumnya lainnya. Air PDAM juga belum mengalir ke sana. Saat berdialog dengan salah satu penghuni, Shinta, terungkap keluhan warga yang berharap ada sekolah, pasar, atau rumah sakit di dekat rusun.
Menurut Yudi, warga juga mengeluhkan air yang mereka gunakan sehari-hari di rusun membuat kulit gatal-gatal. Meski berulangkali keluhan disampaikan ke dinas terkait, hingga saat ini belum ada tanggapan.
Sumber : www.finance.detik.com/duh-rusun-marunda-kosong-warga-malah-tinggal-di-kolong
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar