"Momentum ini harus dimanfaatkan. Peraturan-peraturan yang tumpang-tindih harus dibereskan, terutama persoalan infrasutruktur. Itu syaratnya kita bisa mengambil momentum ini," tegas Hendro di Jakarta, Selasa (16/8/2011).
Ia mengatakan, krisis di Eropa dan Amerika saat ini tidak membuat properti terkena bubble. Sebagai pengusaha dan masyarakat, Hendro mengaku tidak mengkhawatirkan hal tersebut.
"Saat ini, kalau produksi kami laku seratus, kami akan bangun seratus. Saya enggak merasa akan ada bubble. Harga properti naik, karena infrastruktur tidak bagus. Di luar itu harganya lebih murah, karena jalan dan fasilitasnya bagus," ujarnya.
Untuk itulah, lanjut Hendro, pemerintah sudah harus semakin fokus pada pembenahan infrastruktur. Khususnya, persoalan infrastruktur paling bermasalah saat ini, yaitu pembebasan tanah.
"Pasti bagus kalau memang mau dibenahi. Banyak swasta mau masuk, bahkan asing datang ingin berinvestasi, jadi takut karena khawatir tiba-tiba ada masalah di kemudian hari," kata Hendro.
Hendro meyakini, sampai dua tahun ke depan sektor properti Indonesia masih akan bagus. Hal itu didasarkan pada kebutuhan properti yang dirasakan masih saja kurang. Saat ini serapan apartemen masih bagus, karena 90 persen apartemen di semua pengembang laku terjual.
"Seharusnya kita ibaratkan saja bisnis ini seperti kereta. Pemerintah bikin rel dan stasiun saja, gerbongnya serahkan ke swasta. Pasti semua beres," ujarnya.
Sumber : www.properti.kompas.com/Pembebasan.Tanah.Persoalan.Infrastruktur.Paling.Bermasalah
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar