JAKARTA: Kementerian Perumahan Rakyat memperkirakan omzet industri properti pada tahun depan meningkat 12% menjadi Rp100,8 triliun dibandingkan dengan proyeksi pada tahun ini sekitar Rp90 triliun.
Kenaikan tersebut dinilai sangat signifikan mengingat jumlah pasokan baru di seluruh sektor properti sepanjang tahun ini terus bertumbuh sedangkan kondisi permintaan belum direspons maksimal.
Adapun, pasar properti yang dimaksud mencakup perkantoran (office sector), retail seperti mal dan pertokoan, dan residensial seperti kondominium, apartemen dan perhotelan.
Deputi Bidang Perumahan Kemenpera Zulfi Syarif Koto mengatakan pertumbuhan omzet diprediksi merata di setiap sektor properti, yakni sekitar 10% - 12% pada 2011 seiring dengan proyeksi kenaikan permintaan.
"Industri properti kita sedang berada dalam siklus naik atau booming setelah era crash property global melambat sejak 2009. Ini terbukti dengan besarnya pasokan. Pasokan membesar untuk merespons potensi kenaikan demand. Pada tahun depan, kami yakin kondisi makroekonomi masih akan stabil," katanya, tadi malam.
Secara khusus, besarnya pasokan baru properti yang dipaparkan Zulfi ternyata sejalan dengan yang dipaparkan Coldwel Banker Commercial (CBC).
Pasokan baru untuk sektor perkantoran di DKI Jakarta pada dua tahun ke depan diprediksi tumbuh 12,07%, atau setara dengan 740.584 m2 (74,06 hektare).
Adapun pasokan ruang kantor dengan status hak milik (strata title) meningkat sebesar 52,98%, dari 858.497 m2 pada 2010 menjadi 1,26 juta m2 pada 2012. Sekitar 614.539 m2 dari total luas tersebut berada di pusat bisnis (CBC/central business district) dan 243.958 m2 berada di lokasi sekunder (secondary locations). Adapun potensi omzetnya mencapai Rp12,88 triliun.
Selain itu, pasokan baru untuk sektor ritel hingga akhir 2010 berpotensi mencapai 616.145 m2. Nilai ini diprediksi meningkat sekitar 10% dalam dua tahun ke depan menjadi sekitar 677.760 m2. (gak)
[Sumber: Dari Sini ]
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar