Hotel Indonesia memiliki sejarah panjang. Hotel ini hotel internasional pertama yang ada di Indonesia. Hotel Indonesia yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 5 Agustus 1962 itu berlokasi di jantung Ibu Kota, Jakarta, dan menjadi penginapan bagi tamu-tamu yang hadir dalam pesta olahraga Asian Games ke-4 tahun 1962 di Jakarta.
Seiring perkembangan zaman, Hotel Indonesia pun dipercantik tanpa mengubah wajah aslinya. Hotel ini direnovasi total sejak tahun 2004. Sejak itu dinamakan Hotel Indonesia Kempinski karena hotel ini dikelola oleh Kempinski Hotels SA, grup hotel mewah tertua di Eropa.
Kempinski yang sudah berpengalaman mengubah bangunan bersejarah di Eropa, Timur, Afrika, dan Asia menjadi hotel berkelas dunia ini pun sukses mengubah wajah Hotel Indonesia menjadi hotel bersejarah dengan sentuhan kemewahan dan tetap memelihara budaya dan tradisi Indonesia.
“Banyak karya seni bernilai tinggi peninggalan Hotel Indonesia masa lalu, masih dipajang di Hotel Indonesia Kempinski. Antara lain Patung Dewi Sri karya Trubus yang pernah menyambut para tamu di halaman depan hotel,” kata Hanny Wahyuni, Director of Public Relations Hotel Indonesia Kempinski.
Demikian pula, di dinding sebelah kanan lobi utama, terdapat sebuah relief batu pahat berukuran 24m x 3m yang menggambarkan kehidupan masyarakat Bali karya sanggar Sela Binangun dari Yogyakarta. Mozaik berukuran besar bergambar tarian tradisional Indonesia yang merupakan hasil karya G. Sidharta dipajang di dalam restoran Ramayana. Selain itu ada juga masih ada lukisan flora dan fauna Indonesia karya pelukis kenamaan dunia Lee Man Fong.
Di masa lalu, Hotel Indonesia memang pusat aktivitas budaya Indonesia. Teguh Karya misalnya, namanya melambung setelah muncul dalam pentas teater di sini. Slamet Rahardjo dan Rima Melati pernah menjadi manajer panggung Hotel Indonesia.
Singkat kata, Hotel Indonesia menjadi ikon kota Jakarta. Banyak pejabat dan kaum elit menikmati hari di hotel bersejarah ini.
Hotel Indonesia berhenti beroperasi pada tahun 2004 dan dibangun kembali oleh investor swasta dengan status pengembangan BOT (Bangun, Operasi, Transfer) selama 30 tahun.
Wajah Baru
Banyak karya seni peninggalan Hotel Indonesia masa lalu, masih dipajang di sini. Antara lain Patung DEwi Sri karya Trubus.
-- Hanny Wahyuni
Kini, meskipun sudah dipoles cantik, Hotel Indonesia Kempinski tetap menjadi warisan sejarah. Gubernur DKI Jakarta dalam surat keputusannya No 475 tanggal 29 Maret 1993 menyebutkan bahwa bangunan bersama segala aset bersejarah di dalamnya harus dipelihara dan dilestarikan.
Hotel bersejarah ini kini merupakan bagian dari mega kompleks ”Grand Indonesia”. Selain Hotel Indonesia Kempinski, mega kompleks terdiri atas “Kempinski Private Residences” dengan 59 lantai, gedung perkantoran tertinggi di Jakarta saat ini yaitu Menara BCA, pusat hiburan “Crossroads of the World” dan pusat perbelanjaan Grand Indonesia Shopping Town.
Hotel Indonesia Kempinski terdiri dari dua bangunan yaitu Ramayana Wing terdiri dari 15 lantai, dan Ganesha wing terdiri dari 8 lantai yang berfungsi sebagai Executive Club Wing.
Bangunan dan interior (ruangan dan kawasan publik) hotel ini dirancang oleh arsitek Hirsch Bedner Association.
Hotel Indonesia Kempinski yang merupakan bagian dari Global Hotel Alliance ini memiliki 289 kamar yang luas dan megah, dengan luas antara 68 meter persegi dan 72 meter persegi hingga luas 412 meter persegi, semuanya didesain dengan bahan-bahan berkualitas tinggi.
Dilengkapi dengan grand deluxe bed dan TV layar datar 42 inci dengan USB port juga in-room entertainment, kamar Hotel Indonesia Kempinski juga dilengkapi fasilitas Wi-Fi dan akses Broadband. Tamu yang menginap di Presidential Suite dapat menikmati fasilitas spa pribadi dan juga butler pribadi.
Setiap kamar dilengkapi kamar mandi yang relatif luas, yang memiliki bathtub untuk dua orang. Sambil berendam, tamu dapat menikmati acara di TV layar datar yang menempel di dinding. Di kamar mandi ini terdapat dua wastafel dan rain shower.
Tamu tinggal memilih, apakah ingin menginap di kamar dengan tipe Deluxe, Grand Deluxe, Executive Grand Deluxe, Salon Suite, Diplomatic Suite, dan Presidential Suite.
Food and Beverage
Nah, bagaimana dengan food and beverage? Hotel Indonesia Kempinski memiliki enam gerai restoran dengan aneka selera, mulai dari Signatures Restaurant yang berkapasitas 154 tempat duduk in-door dan 60 outdoor, untuk all day dining sampai restoran Italia Casa D’oro yang berkapasitas 103 tempat duduk in-door dan 24 outdoor serta menyajikan kulinari Italia yang berkelas.
Di Lobby Nirwana Lounge yang berkapasitas 80 tempat duduk, tamu dapat bersantai selepas kerja. Di Sky Pool Bar Cafe yang berkapasitas 50 orang, tamu dapat menikmat wine berkualitas serta cocktails yang nikmat. Sementara di Paulaner Brauhaus yang berkapasitas 500 orang, tetamu dapat menikmati masakan Bavaria yang nikmat dan bir Jerman yang terkenal.
Dan di Kempi Deli, tamu dapat menikmati berbagai jenis roti-roti Jerman, kue-kue, dan coklat-coklat yang nikmat.
Hotel Indonesia Kempiski memiliki ruang pertemuan yang dilengkapi dengan teknologi terkini dan fasilitas pertemuan yang nyaman. Mulai dari Kempinski Grand Ballroom berukuran sampai dengan 3.000 m2, Bali Room seluas 1.000 m2, sembilan ruangan pertemuan di gedung Ramayana dan juga Ganesha seluas 40 m2 dengan kapasitas sampai dengan 10 peserta di setiap ruangan.
Hanny Wahyuni menambahkan, setelah satu tahun beroperasi, Hotel Indonesia Kempinski memposisikan diri sebagai hotel bintang lima plus, dengann okupansi rata-rata di atas 60 persen. Pada weekdays, umumnya diisi oleh orang-orang asing yang melakukan perjalanan bisnis di Jakarta, sedangkan pada weekend biasanya diisi oleh orang-orang Indonesia.
Pada liburan Lebaran 2010 ini, okupansi malah mencapai 85 persen. Tetamunya sebagian besar malah orang Indonesia. Tarif kamar per malam paling murah 170 USD untuk jenis Deluxe dan termahal mencapai 12.000 USD untuk jenis President Suite (412 m2). Tentu saja harga ini sesuai dengan kelas dan lokasinya yang premium.
[Sumber: Dari sini ]
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar