Kamis, 07 Juni 2012

Program Rumah Murah Hanya Pembohongan Publik?



Konsep murah dan menarik dari show unit atau rumah contoh rumah murah di kantor Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sempat pernah mengundang decak kagum pejabat pemerintah. Salah satunya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. 

Dahlan Iskan pernah sengaja datang melihat rumah tersebut pada pertengahan bulan April lalu.

"Saya ke sini karena tergoda promosi Menpera, karena ada rumah tipe 45 yang dibangun di halaman parkir kantornya. Selain itu, juga ingin tahu rumah tipe 36 yang dibangun dengan dana Rp 25 juta," ujarnya, saat itu.

Dahlan memuji-muji konsep rumah murah tersebut: sederhana, tetapi baik untuk masyarakat Indonesia berpenghasilan rendah. Ia pun mengaku siap menyelaraskan program di BUMN dengan program perumahan Kemenpera (Baca: Dahlan Iskan "Tergoda" Promosi Rumah Murah).

Boleh jadi, sikap pejabat pemerintah akan mendukung. Namun, di mata pengembang, program rumah murah ini justru masih diragukan, mulai dari spesifikasi bangunan sampai harga rumah yang senilai Rp 25 juta. Pengembang menganggap hal itu tidak masuk akal.

Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Setyo Maharso mengatakan, konstruksi rumah murah berdinding beton dengan sistem pracetak ini akan sulit direnovasi. Konstruksi yang berbeda dengan cara konvensional ini akan menyulitkan pemilik rumah ketika hendak merenovasinya.

Tak hanya sulit, Setyo khawatir renovasi rumah murah akan membutuhkan biaya lebih tinggi. Selain konstruksi, lanjut Setyo, pengembang juga meragukan "murahnya" harga rumah tersebut. Ia mengatakan, bila dihitung dengan memasukkan keramik, plafon, dan atap asbes, harganya jelas melebihi Rp 25 juta.

"Kalau dihitung-hitung harganya Rp 32 juta, sama seperti yang dibuat oleh para pengembang sebelumnya," ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Ketua Apersi) Eddy Ganefo ketika dihubungi, Rabu (6/6/2012), sepakat dengan pernyataan Setyo. Ia mengatakan, rumah seharga Rp 25 juta itu hanya untuk bangunan atap, dinding, dan lantai.

"Benar, Rp 25 juta itu tanpa keramik, tidak dicat dan diplester. Rumah contoh itu kalau diaplikasikan harganya Rp 40 juta-Rp 45 juta dengan aksesori tidak semewah ini. Rumah ini seperti pembohongan publik saja," katanya.

Mengenai keinginan membangun rumah Rp 25 juta ini, Eddy mengatakan bahwa pihaknya siap saja membangun persis seperti rumah contoh di halaman parkir Kemenpera asalkan Rp 25 juta itu mencakup semuanya.

"Kami mau, asalkan Rp 25 juta persis seperti itu. Tapi, saya pastikan konseptornya tidak mau karena pasti merugi," ujarnya.


Sumber : www.properti.kompas.com/Program.Rumah.Murah.Hanya.Pembohongan.Publik.

Cari rumah Propertykita ahlinya...!!

Cari rumah dijual  yang aman nyaman asri dan siap huni..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar