SINGAPURA,Penjualan rumah hunian di Batam diperkirakan hanya mencapai 12.000 unit. Angka penjualan tersebut lebih kecil dari yang ditargetkan sebanyak 15.000 unit sepanjang 2012.
"Target penjualan 15.000 unit tidak tercapai sebagai dampak dari pemberlakuan aturan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP)," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) Batam, Djaja Roeslim, di Singapura, Rabu (20/6/2012).
Menurut Roeslim, diberlakukannya FLPP mengakibatkan sekitar 2.000 unit rumah tidak bisa terjual. Seperti diketahui, Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (Permenpera) No 04 dan 05 Tahun 2012 membatasi harga rumah subsidi dengan skema FLPP sebesar Rp70 juta untuk tipe 36 meter persegi.
Saat ini aturan tersebut direvisi melalui Permenpera No 07 dan 08 Tahun 2012 dengan menaikkan harga rumah subsidi sebesar Rp 88 juta - Rp145 juta berdasarkan zonasi. Meski demikian, lanjut dia, saat ini sudah mulai terjual melalui suku bunga komersial.
"Di Batam harga rumah subsidi naik menjadi Rp 95 juta per unit, dampaknya belum demikian terasa karena aturan ini baru diberlakukan," ujar Roeslim.
Dia juga memperkirakan, penjualan rumah di Batam masih akan melambat pada kuartal II tahun 2012. Selain dampak pemberlakuan FLPP, hal itu juga karena memasuki liburan sekolah dan bulan puasa, serta Idul Fitri.
"Setelah Lebaran, biasanya penjualan rumah sedikit kembali marak meskipun tidak terlalu besar," ujarnya.
Namun demikian, pengembang tetap optimistis angka penjualan sebesar 12.000 unit akan tercapai sejalan permintaan rumah tinggal yang tetap tinggi. Selain rumah tinggal bersubsidi, permintaan rumah hunian kategori mewah dengan harga Rp 300 juta - Rp 6 miliar juga meningkat di Batam.
"Permintaan rumah mewah di kawasan Batam sejalan dengan pemberlakuan khusus terhadap investor asing untuk memiliki properti di Batam," katanya.
Sumber : www.properti.kompas.com/Penjualan.Rumah.di.Batam.Terpuruk
Cari rumah Propertykita ahlinya...!!
Cari rumah dijual yang aman nyaman asri dan siap huni..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar