Salah satu rumah terapung mewah di Seattle (foto: arestdesign . com)
"Ini adalah gaya hidup yang indah. Anda memiliki keindahan dari air. Sangat menenangkan," kata arsitek Robert Oshatz, perancang dari rumah terapung baru di Portland, Oregon.
Menurut Oshatz, rumah terapung tidak seperti rumah perahu. Pasalnya, rumah terapung tidak memiliki kekuatan penggerak sendiri. Mereka hanya berdiri di atas bidang yang bisa mengapung atau rakit yang merapat, namun tetap tersambung ke jaringan listrik dan mendapat saluran air serta layanan pembuangan limbah.
"Dulu hal ini dilakukan jika Anda tidak mampu membeli lahan sehingga melemparkan gubuk di atas rakit dan tinggal di sana," jelasnya, seperti dikutip dari AOL, Senin (18/6/2012).
Di AS, hanya ada beberapa komunitas masyarakat yang tinggal di rumah terapung. Kebanyakan dari mereka tinggal di kawasan Pantai Barat AS. Salah satu yang paling terkenal adalah di kota Seattle, berkat film laris Sleepless in Seattle. Warga yang hidup di rumah terapung di kota yang ada di negara bagian Washington ini telah bertahan selama lebih dari satu abad.
Menurut pemilik rumah terapung dan anggota dari Asosiasi Rumah Terapung Seattle, Melissa Ahlers, ada alasan tersendiri pada masa lampau orang memilih tinggal di rumah terapung. Dulu, pantai ini digunakan untuk keperluan industri dan kapal pengiriman barang. Airnya pun kotor karena limbah, baik industri maupun rumah tangga, kerap dibuang langsung ke dalam air. Namun, setelah pelabuhan danau dan sungai dibersihkan, tinggal di atas air pun menjadi gaya hidup yang mewah.
Harga rumah terapung di Seattle ini sedikit lebih mahal dibandingkan rumah yang ada di darat, meski lahannya lebih sedikit. Rumah terapung memang memiliki kelemahan karena tidak memiliki ruang bawah tanah untuk penyimpanan dan halaman rumah. Rumah terapung ukuran kecil dapat dijual dengan harga USD200 ribu atau setara Rp1,8 miliar (Rp9,415 per USD). Namun, menurut Ahlers, harganya dapat bergerak liar. Contohnya pada tahun lalu, rumah terapung modern dengan empat lantai dijual USD2,8 juta atau setara dengan Rp26,3 miliar.
Yang cukup menyita perhatian adalah sebuah pondok kecil dengan satu kamar tidur dan satu kamar mandi dijual di agen properti seharga USD275 ribu atau sekira Rp2,5 miliar. Selama bertahun-tahun, komunitas asli rumah terapungterus mengalami penyusutan. Bahkan dalam beberapa kasus mereka tergusur karena nilai properti di tepi pantai semakin meningkat.
Pasalnya, pemilik properti di mana rumah-rumah yang ditambatkan, kadang diusir oleh pemilik kawasan perairan yang kemudian menjualnya ke pengembang bermodal besar untuk pembangunan kondominium dan kawasan komersial. Hingga kini, hanya tersisa sekitar 500 rumah terapung ada di Seattle. Jumlah ini menurun drastis dibandingkan pada tahun 1930-an yang jumlahnya mencapai ribuan rumah.
Salah satu yang masih bertahan adalah Ahlers dan suaminya. Saat membeli rumah tersebut, pada 12 tahun lalu, mereka tidak berencana tinggal lama di rumah tersebut. Awalnya, mereka berencana pergi jika memiliki anak-anak. Namun setelah memiliki dua anak, kini mereka justru ingin bertahan lama. Mereka mencintai gaya hidup tinggal di rumah terapung. "Anda bisa berlindung di masyarakat. Tetangga Anda menjadi seperti keluarga," ujarnya.
SUmber : www.property.okezone.com/fenomena-rumah-terapung-mewah-di-as
Cari rumah Propertykita ahlinya...!!
Cari rumah dijual yang aman nyaman asri dan siap huni..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar