Tingkat persaingannya cukup menantang seiring banyaknya pembangunan hotel baru. Namun potensi pasarnya masih sangat besar menjadikan bisnis perhotelan di Yogyakarta masih menggiurkan.
"Ceruk pasar perhotelan di Yogyakarta masih sangat tebal. Biasanya, jika rata-rata tingkat hunian hunian kamar hotel di suatu wilayah (city accupancy) lebih dari 65%, ada periode tertentu kota tersebut akan kekurangan kamar hotel. Untungnya pelaku industri perhotelan di Yogya cukup solid dan saling mendukung. Jadi meskipun di satu sisi mereka saling bersaing, namun di sisi lainnya bisa saling bersinergi," kata Direktur Operasional PT Intiwhiz International Ndang Mulyadi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/6/2011)
Ia menambahkan tingkat kebutuhan kamar hotel di Yogyakarta diperkirakan akan meningkat cukup tinggi pada tahun ini. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke kota Gudeg tahun ini menembus 2,5 juta orang. Target wisatawan tersebut meningkat dua kali pilat dibandingkan target tahun 2010 sebesar 1,25 juga orang.
Meskipun industri pariwisata Yogyakarta terpukul dampak bencara erupsi gunung Merapi, namun realisasi jumlah kunjungan wisatawan sepanjang 2010 angkanya mencapai 2,46 juta orang. Wisatawan domestik tercatat sebanyak 2,25 juta orang dan sisanya adalah wisatawan mancanegara.
Mengantisipasi tren tersebut Whiz Hotel Yogyakarta melakukan beberapa upaya peningkatan layanan untuk menangkap ceruk pasar. Salah satunya yakni membangun dan menyediakan fasilitas ruang rapat atau ruang serbaguna.
"Berdasarkan pengalaman ternyata kebutuhan terhadap ruang rapat cukup tinggi. Kami mencoba mengakomodasi kebutuhan tersebut dengan menyediakan fasilitas ruang rapat di Whiz Hotel Yogyakarta. Potensi pasarnya cukup besar, karena banyak pihak yang menanyakan fasilitas tersebut," jelasnya.
Ndang mencontohkan tingkat okupansi kamar Whiz Hotel Yogyakarta, sejak bulan April 2011 kembali meningkat signifikan. Padahal pasca erupsi gunung Merapi angkanya anjlok hingga hanya berkisar 20% namun sudah pulih berkisar 70%. Bahkan pada akhir pekan atau liburan panjang, tingkat hunian kamar Whiz Hotel Yogyakarta bahkan mencapai 100%.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik Yogyakarta, melangsir data yang menunjukan tingkat okupansi kamar hotel berbintang sempat menoreh catatan terburuk di bulan November 2010. Tingkat okupansi kamar hotel berbintang yang biasanya rata-rata berkisar 60%, sempat anjlok ke angka 17,4%.
Dikatakan Ndang, meningkatnya tingkat hunian kamar hotel di Yogyakarta terjadi sejak tiga bulan terakhir. Tren tersebut selain disebabkan oleh faktor membaiknya kondisi sektor pariwisata, juga dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition (MICE) yang diselenggarakan di kota Yogyakarta. Manajemen Whiz Hotel menargetkan tingkat hunian kamar Whiz Hotel Yogyakarta tahun ini sebesar 75%.
"Di Whiz Hotel Yogya, peningkatan permintaan kamar bukan hanya terjadi pada akhir pekan, tetapi juga di hari-hari kerja. Kondisi ini menandakan mulai membaiknya sektor pariwisata dan mulai maraknya penyelenggaraan aktivitas MICE," jelasnya.
Ia juga mengatakan penyediaan layanan online booking memberi pengaruh cukup besar dalam upaya meningkatkan dan mempermudah pemesanan kamar hotel. Whiz Hotel Yogyakarta tercatat berhasil meningkatkan jumlah tamu dari segmen pasar pemerintah dan korporat, serta dari pemesanan grup yang berasal dari sejumlah kota di Indonesia. Setiap minggu rata-rata terdapat satu pemesanan grup dengan permintaan jumlah kamar cukup banyak.
"Para tamu yang menginap di Whiz Hotel Yogya mayoritas berasal dari domestik, yakni sebanyak 85% sisanya wisatawan mancanegara. Kemudian kalau dari tujuan kunjungannya, angkanya masih relatif seimbang, antara liburan dan bisnis," ucapnya.
Sumber : www.detikfinance.com/pertumbuhan-bisnis-hotel-di-yogyakarta-makin-kencang
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar