JAKARTA– PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk (PTPP) mengkaji akuisisi perusahaan properti tahun ini. Akuisisi dilakukan untuk mempercepat rencana IPO (pelepasan saham perdana) divisi usaha PT PP Properti pada tahun depan.
Sekretaris Perusahaan PTPP BettyAriana mengatakan,target saham publik yang akan dilepas mencapai 30–40%."Spin off (pemisahan) properti menjadi anak usaha kami targetkan selesai kuartal III tahun ini.Kalau akuisisi bisa diselesaikan tahun ini, tahun depan bisa IPO,"ujarnya seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta kemarin.
Betty mengungkapkan, langkah pemisahan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu mendirikan perusahaan baru atau akuisisi.Apabila perseroan membentuk perusahaan yang benar-benar baru, dari divisi usaha yang ada, maka waktu yang dibutuhkan untuk IPO minimal satu tahun.
Sebab, IPO baru bisa dilakukan setelah ada perkembangan usaha dari perusahaan tersebut dalam jangka waktu tersebut. Sehingga, lanjut dia, akuisisi merupakan upaya terbaik yang bisa dilakukan untuk bisa mencatatkan saham anak usaha perseroan pada tahun depan. Perseroan pun telah menyiapkan dana sebesar Rp70 miliar yang berasal dari sisa dana IPO PTPP pada 2009 untuk keperluan tersebut.
"Itu memang dana yang kami anggarkan untuk properti,"katanya. Betty mengatakan, besaran porsi saham publik yang dilepas 30-40%,diupayakan untuk mendapatkan insentif pajak pencatatan saham perdana. Nantinya, Properti akan difokuskan pada pengerjaan proyek-proyek properti, di antaranya sejumlah proyek residensial serta komersial, di samping pembangunan dan pengolahan hotel.
Dia juga mengungkapkan rencana pengembangan usaha PTPP lainnya.Saat ini perseroan sedang dalam proses mengambil alih empat pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Jawa dan Sumatera.Dana yang disiapkan perseroan untuk merealisasikan rencana tersebut sebesar Rp1 triliun. Direktur Keuangan PTPP Tumiyana mengatakan, dana akuisisi berasal dari anggaran belanja modal (capital expenditure/ capex) perseroan yang mencapai Rp7 triliun tahun ini.
"Kami harapkan itu bisa selesai tahun ini,"kata dia. Mengenai penggunaan capex, hingga Mei 2011 perseroan telah menghabiskan dana sebesar Rp2,8 triliun yang dipergunakan untuk pembangunan pembangkit listrik di Palembang berkapasitas 88 MW senilai Rp850 miliar dan sisanya senilai Rp600 miliar untuk pembangkit listrik di Lampung berkapasitas 75 MW.
Sementara itu, rapat umum pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar Rp70,35 miliar atau 35% dari total nilai laba bersih 2010 sebesar Rp201 miliar. Sementara, nilai per saham dividen adalah sebesar Rp14,56 per lembar saham. Selain untuk dividen, sebesar 1,5% dari nilai laba bersih 2010 akan disisihkan untuk program Kemitraan perusahaan.
Porsi yang sama juga disiapkan untuk program Bina Lingkungan. "Sementara itu, 10,2% kami anggarkan untuk cadangan wajib.Sisanya,sekitar 57%, untuk cadangan lainnya, guna memperkuat kinerja perusahaan," tuturnya. RUPS juga menyetujui adanya pergantian direksi,di mana posisi Direktur Utama PTPP Musyanif digantikan Bambang Tri Wibowo, yang sebelumnya merupakan Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Analis BNI Securities maxi Liesyaputra bependapat, PTPP memiliki kemampuan lebih baik dalam meningkatkan margin dibanding perusahaan konstruksi sejenis. Pasalnya, selain bergerak di bidang konstruksi, PTPP bergelut di bidang investasi melalui penyertaan modal.
"Ini membuat perseroan mampu meningkatkan margin lebih baik dari tahun ke tahun. Selain itu, dukungan dari proyek-proyek pemerintah yang meningkat,"ujarnya.
Sumber : www.seputar-indonesia.com/
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar