"Investasinya relatif mahal karena pasarnya belum kuat. Namun, ke depan industrinya akan bergerak ke sana, sehingga pasarnya juga akan terbentuk dan akan lebih murah untuk bangunan hijau," ujar Dina Hartadi dari Green Building Council Indonesia dalam talkshow bertajuk Creating Quality of Green and Healthy Living di Jakarta, Rabu (22/6/2011).
Dulu, lanjut Dina, ketika lampu berbasis Light Emiting Diode (LED) pertama kali diperkenalkan juga masih dianggap mahal. Sekarang banyak produk justeru beralih dan mengklaim produknya LED.
"Material bangunan hijau juga akan seperti itu," kata Dina.
Ia mengatakan, meskipun belum ada insentif dari pemerintah untuk pengembang, saat ini nama baik pengembang yang menerapkan bangunan hijau menjadi investasi.
"Insentifnya nama baik, jadi bisa keliling menyampaikan pentingnya bangunan hijau. Ini ada sisi marketingnya sendiri," katanya.
Saat ini, ada 10 pilot project yang tengah diproses Green Building Council Indonesia (GBCI) untuk mendapatkan sertifikasi hijau (greenship). Karena proses sertifikasi yang panjang, sepuluh proyek belum selesai.
Dina menambahkan, selain sertifikasi untuk bangunan, ke depan juga akan ada sertifikasi untuk hunian.
"Kita belum sampai ke sana, tapi akan ada sertifikasi hijau untuk kategori hunian, neighbourhood atau home," ujarnya.
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar