Perkembangan teknologi memungkinkan pilihan wallpaper menjadi lebih beragam. Bahan seperti kain, vinil, plastik, kayu, bambu, kulit kerang bisa diolah menjadi pelapis dinding. Tetapi, karena bukan dari kertas, penyebutan wallpaper menjadi kurang tepat. Lalu muncullah istilah wallcovering.
Wallcovering merujuk pada berbagai material yang digunakan untuk melapisi dinding dalam fungsinya sebagai aksen dekoratif interior bangunan. Berbagai material ini bisa diolah menjadi elemen dekoratif yang mempercantik dinding, baik sebagai keseluruhan tampilan atau sekedar aksen.
Wallcovering berbeda dengan wallpaper yang hanya bisa untuk keperluan interior karena bahan dasarnya kertas yang tidak tahan air dan cuaca. Beberapa bahan wallcovering bisa digunakan tak hanya untuk bagian dalam hunian saja, namun juga di luar rumah bahkan gedung.
Wallcovering merujuk pada berbagai material yang digunakan untuk melapisi dinding dalam fungsinya sebagai aksen dekoratif interior bangunan. Berbagai material ini bisa diolah menjadi elemen dekoratif yang mempercantik dinding, baik sebagai keseluruhan tampilan atau sekedar aksen.
Wallcovering berbeda dengan wallpaper yang hanya bisa untuk keperluan interior karena bahan dasarnya kertas yang tidak tahan air dan cuaca. Beberapa bahan wallcovering bisa digunakan tak hanya untuk bagian dalam hunian saja, namun juga di luar rumah bahkan gedung.
Tampil beda di dalam ruangan dengan mudah tercipta karena selain kaya akan corak, warna, dan motif, wallcovering juga mudah dalam pemasangan. Untuk merawat dan membersihkan wallcovering juga relatif lebih mudah, cukup dengan mengelap kotoran dengan busa atau lap. Beberapa produk wallcovering juga awet sampai tahunan dengan warna tak pudar. Ini tentu menjadi investasi yang berujung pada penghematan biaya.
Sumber : www.properti.kompas.com/Tampil.Beda.dengan.Wallcovering.
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar