Menurut Zaenal Abidin M.K., pendiri broker properti Syarif Gemilang Realty yang banyak beroperasi di Tegal hingga Semarang, jumlah pengembang di Tegal terus susut, hingga tinggal 10 pengembang saja. "Dulu jumlahnya sangat banyak," katanya.
Menurut Zaenal, masalahnya memang bukan karena kondisi ekonomi yang kurang mendukung, namun, salah satunya karena para pengembang tersebut salah membidik target pasar. Banyak pengembang membangun properti kelas atas di daerah ini. Akibatnya, penjualan rumah yang mereka bangun berjalan sangat lambat. Hal ini berbeda dengan di kota lain, misalnya di Semarang yang properti kelas premium bisa diserap pasar.
Rumah yang seret penjualannya, menurut Zaenal, adalah rumah yang dipasarkan dengan harga Rp 400 juta ke atas per unitnya. Memang , Tegal merupakan kota yang cukup berkembang karena merupakan kota transit yang menghubungkan jalur Jakarta Semarang dan Jakarta Purwokerto. Tapi, bagi konsumen di daerah tersebut, harga rumah setinggi itu terlalu mahal.
Perumahan yang laris di Tegal, kata Zaenal, adalah yang harganya Rp 100 juta - Rp 200 juta per unit. Penjualannya bisa 10 unit per bulan.
Yulie Sari, Principal Manager Era Bahari Kota Tegal, mengonfirmasi bahwa pasar hunian premium di daerahnya memang lesu. Contohnya, pengembang hunian di Tegal Barat yang membangun 105 rumah premium sejak tiga tahun lalu. Hingga kini, kata Yulie, yang terjual hanya 20 unit. "Kami selaku agen juga mengalami kesulitan mencari pembeli karena harganya terlalu mahal," katanya.
Hermawan Sucipto, Manajer Pembangunan PT Cipta Bangun, salah satu pengembang rumah kelas premium di Tegal, menambahkan, penjualan rumah mewah di daerah tersebut seret karena jumlah orang kaya di Tegal sangat sedikit. Karena itu, Cipta Bangun akan banting setir membangun rumah kelas menengah yang harganya lebih kompetitif. "Maaf, saya tidak mau ditanya soal penjualan. Yang jelas, kami akan bidik pasar lain," tegasnya.
Pasar perumahan kelas di daerah ini memang lebih baik. Ambil contoh perumahan Tegal Residence. Hampir seluruh rumah yang dikembangkan oleh PT Karya Gemilang tersebut telah laku.
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Komisariat Tegal Drajat Adi Prayitno bilang, kini jumlah pengembang perumahan mewah di Tegal hanya 10 persen. Sementara pengembang perumahan kelas bawah 80 persen. "Tahun depan, akan banyak pengembang kelas menengah," katanya. (Ario Fajar/KONTAN)
Masalahnya memang bukan karena kondisi ekonomi yang kurang mendukung, namun, salah satunya karena para pengembang tersebut salah membidik target pasar. Banyak pengembang membangun properti kelas atas di daerah ini. -- Zaenal Abidin MK
[Sumber: http://properti.kompas.com/index.php/read/2010/11/23/11031936/Salah.Bidik.Pasar..Pengembang.di.Tegal.Gulung.Tikar-3]
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar