foto: talangrumah.com
Indonesia memang salah satu negara yang memiliki curah hujan yang tinggi. Rumah di Indonesia harus siap terhadap curah hujan besar yang datang tiba tiba. Filosofi per-atap-an. Air yang jatuh ke permukaan atap harus secepatnya disalurkan sampai ke dalam tanah.
Mengingat air mencari permukaan yang lebih rendah dan dapat masuk ke dalam celah sempit maka semakin besar kemungkinan air masuk ke dalam ruang atap bila dibiarkan berlama lama di permukaan atap. Selain berat, air hujan ini bisa mengakibatkan kebocoran.
Bentuk atap yang baik, sebentar saja menerima kedatangan air, dan mempersilahkan air meninggalkannya tanpa bekas. Konsep keramahan tidak berlaku untuk hubungan atap dengan air, artinya bentuk atap yang baik dapat menghalau air hujan secepatnya.
Talang terdiri dari dua jenis, yaitu talang horisontal dan talang vertikal. Talang horisontal adalah talang yang dipasang secara horisontal, dan talang vertikal dipasang secara vertikal. Pertemuannya merupakan lubang buangan dari talang horisontal tapi input untuk talang vertikal.
1. Talang Horisontal
Talang horisontal terletak di tepi dari atap dan mengelilingi bidang atap. Fungsinya menangkap air hujan dari bidang kemiringan atap untuk disalurkan ke talang vertikal. Talang horisontal memiliki jumlah beberapa lubang talang dengan perhitungan tertentu, tergantung dari volume air yang akan dipindahkan dari talang horisontal ke
talang vertikal dengan cepat.
Material talang horisontal mudah didapat di toko material, langsung dipasang menggunakan pengunci. Dapat pula talang horisontal menggunakan material seng, tetapi material jenis ini sudah jarang digunakan karena tidak tahan lama dan termasuk kurang praktis.
Untuk membuat talang horisontal yang cukup kuat yaitu menggunakan beton cor, tetapi cukup mahal dan lama pemasangannya. Jenis ini lebih aman terhadap bocor, karena ukurannya disesuaikan dengan volume dan kecepatan aliran air hujan.
Kemiringan talang horisontal dua persen, artinya setiap satu meter`talang turun dua sentimeter (cm). Air mengalir dengan kecepatan cukup dan dapat masuk dengan tepat ke dalam lubang talang horisontal. Jika kurang miring, atau kurang dari satu sentimeter maka air hujan tidak dapat mengalir dengan baik. Air lebih lama berada di talang horisontal. Begitu pula jika terlalu curam, air akan mengalir deras, sehingga lubang talang kewalahan menampung derasnya air hujan.
2. Talang Vertikal
Lubang talang merupakan tempat pertemuan antara talang horisontal dan vertikal. Atau lubang keluar air dari talang horisontal. Selain itu, lubang ini tempat mencegat masuknya kotoran yang dapat menyumbat pipa.
Apa jadinya bila kotoran masuk leluasa ke talang vertikal? Kotoran tersebut nantinya dapat menyumbat dan mengakibatkan kebocoran baik di talang horisontal maupun bidang atap.
Meskipun lubang ini memiliki sistem perlindungan terhadap sampah yang dapat menyumbat talang vertikal, tetap saja kotoran dari daun kering tetap harus dibersihkan di talang horisontal. Daun kering, tikus, atau serangga tidak dapat hilang begitu saja, tapi harus dibuang dari talang horisontal.
Talang vertikal dapat menggunakan pipa diletakkan menempel di depan dinding dan diklem kuat. Klem nya memang tidak terlalu indah dilihat, tapi klem ini dapat diberi warna tertentu sehingga dapat menjadi aksen dinding.
Tugas talang vertikal untuk mengalirkan air dari talang horisontal untuk sampai ke permukaan tanah. Talang vertikal menyalurkan air hujan ke saluran air agar tidak menggenai permukaan tanah. Pertemuan antara talang vertikal dengan saluran air, dibuat bak kontrol.
Sumber : www.property.okezone.com/talang-mengalirkan-air-hujan
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar