Berdasarkan paparan tertulis Kepala Riset Jones Lang LaSalle-Procon Anton Sitorus yang diterima di Jakarta, Jumat (27/1/2012), perlambatan ekonomi global memiliki dampak kecil terhadap sektor properti karena Indonesia memiliki proyeksi ekonomi yang bagus dan berbeda arah dengan perlambatan ekonomi di sejumlah kawasan seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS).
"Mereka melemah, sedangkan kita semakin menguat," katanya.
Hal itu juga ditambah dengan dua lembaga pemeringkat dunia, yaitu Fitch dan Moody's, yang menaikkan peringkat dari negara Indonesia sehingga menjadi tahap investment grade. Anton mengatakan, dua tantangan diyakini akan berdampak lebih besar adalah ancaman inflasi dan sejumlah kebijakan atau regulasi yang sedang digodok pemerintah. Ancaman inflasi dikhawatirkan terkait dengan perkiraan kenaikan harga komoditas pangan serta program pembatasan atau rencana pemotongan subsidi BBM.
Berbagai kebijakan dan regulasi yang akan berdampak pada sektor properti antara lain UU No 20/2011 tentang Rumah Susun dan Undang-Undang No 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang atau UU PPATK. Selain itu, terdapat pula skema pemberian Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan (FLPP) yang hingga kini masih direnegosiasi antara pemerintah dan berbagai pihak terkait seperti bank pelaksana.
Untuk tantangan terakhir, yaitu persiapan dalam menghadapi Pemilu 2014, dinilai juga memiliki dampak kecil. Hanya, yang tetap perlu diperhatikan adalah keyakinan para investor asing dalam menyikapi hal ini.
"Untuk masyarakat sendiri, saya lihat sudah cukup dewasa dalam menghadapi pemilu," katanya.
Sumber : www.properti.kompas.com/Properti.Hadapi.Empat.Tantangan.Besar
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar