Kepala Riset Jones Lang LaSalle-Procon, Anton Sitorus, mengungkapkan jumlah penyerapan kantor yang mencapai 420 ribu meter persegi atau meningkat hingga sebesar 78 persen dibanding tahun sebelumnya. Ia juga mengemukakan, jumlah tersebut juga dinilai lebih besar dibandingkan dengan saat masa keemasan booming sektor properti pada dekade 90-an atau sebelum krisis ekonomi tahun 1998.
Selain itu, lanjut Anton, jumlah tingkat hunian pada properti perkantoran di area CBD juga hampir mencapai 90 persen atau mengalami peningkatan yang tajam sejak hanya mengalami tingkat hunian sebesar 79 persen pada 2009. Secara keseluruhan, tingkat hunian pada 2011 yang mencapai hampir 90 persen itu disebabkan karena tingginya permintaan, tetapi dengan jumlah suplai perkantoran yang dinilai masih terbatas untuk CBD.
Anton juga menuturkan, permintaan yang paling pesat terjadi pada perkantoran komersial Grade A (atau paling bagus) dibandingkan dengan perkantoran komersial di Grade B dan Grade C.
"Harga Grade A meningkat sangat tajam sehingga biaya sewanya bisa mencapai 17 dolar AS (sekitar Rp 154 ribu) per meter persegi per bulan," katanya.
Ia memperkirakan, tahun ini jumlah suplai perkantoran di CBD trennya juga akan berlangsung sama seperti pada 2011. Jumlah suplai, lanjut Anton, baru akan mulai mengalami penurunan atau akan sangat sedikit pada 2013 karena proyeksi permintaan perkantoran yang diperkirakan akan menurun. Namun demikian, jumlah hunian perkantoran di area CBD diperkirakan akan terus meningkat hingga di sekitar 90-95 persen dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang.
"Dalam dua tahun ke depan tampaknya akan menjadi ajang bagi landlord untuk mencari uang atau lebih agresif dibanding tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Sumber : www.properti.kompas.com/Wah.Suplai.Perkantoran.di.CBD.Catat.Rekor.Tertinggi.
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar