Kamis, 19 Januari 2012

Djan Faridz: Kami Terus Diserang




Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz merasa terus diserang secara negatif oleh beberapa pihak terkait keinginannya untuk menurunkan bunga kredit rumah subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

"Kami terus diserang oleh pernyataan dari para narasumber yang dikutip oleh media massa. Padahal niat kami untuk menurunkan suku bunga FLPP itu hanya untuk membantu meringankan beban masyarakat yang belum memiliki rumah," tegas Djan seperti dikutip dari situs Kementerian Perumahan, Kamis (19/1/2012).

Djan mengatakan, dirinya saat ini terus bernegosiasi dengan beberapa bank termasuk PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) untuk menurunkan bunga FLPP. Menpera yakin bunga FLPP bakal turun.

Adanya penurunan bunga tersebut diharapkan dapat benar-benar membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk dapat memiliki rumah dengan suku bunga rendah dan angsuran yang terjangkau. Bantuan FLPP juga sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin membeli rumah melalui KPR. Selain itu, para pegawai negeri sipil (PNS) juga bisa menggunakan fasilitas bantuan pembiayaan dari Kemenpera tersebut.

Saat ini, imbuh Djan, bunga KPR komersil yang ditawarkan oleh bank sudah turun menjadi 9%. Padahal Kemenpera memberikan bantuan likuiditas 60%.

Djan berpendapat, bunga tersebut harusnya bisa lebih turun lagi karena dana yang diberikan pemerintah untuk FLPP cukup besar. Pemerintah meminta bank untuk memberikan bunga 7% atau bahkan sampai 5-6%. Bunga itu sudah termasuk asuransi jiwa dan kebakaran.

Sampai saat ini pemerintah dan perbankan masih belum menemui titik temu soal komposisi dana penyertaan atau likuiditas yang sangat menentukan penurunan suku bunga kredit perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan penghasilan tetap Rp 2,5-4,5 juta per bulan

Fasilitas FLPP merupakan pola subsidi perumahan yang baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pada pola ini, nasabah yang mendapat fasilitas FLPP akan mendapat suku bunga kredit KPR yang rendah dengan cicilan flat selama cicilan 10-15 tahun.

Hal ini karena pemerintah telah menempatkan dana murah diperbankan, sehingga bank bisa memberikan bunga yang lebih rendah dari kredit komersial lainnya. Program ini dimulai 1 Oktober 2010 untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Selama 2011 penyerapan FLPP kurang sukses karena masih banyak kendala di lapangan mulai dari masalah administrasi sampai masih rendahnya minat pengembang membangun rumah yang dibiayai FLPP.


Sumber  : www.finance.detik.com/djan-faridz-kami-terus-diserang

Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar