"Teman-teman arsitek saat ini sudah sedemikian majunya lewat karya-karya arsitektur mereka. Sementara, desain mebel Jepara yang dulu sangat populer, tidak bisa masuk ke dalam karya-karya tersebut. Perkembangan arsitektur tidak seimbang dengan interior desain mebel," kata desainer interior, Joshua Simanjuntak, yang menjadi Ketua Juri Indonesia Furniture Design Competition (IFDC) 3 di Jakarta, Rabu (9/5/2012).
Joshua mengatakan, desainer interior di Indonesia harus meningkatkan performanya, karena tak dimungkiri, karya mebel merupakan bagian dari komoditi industri. Ia menjelaskan, saat ini interior di Indonesia tengah mencari bentuk mewakili kekhasan Indonesia, namun tetap berkesan modern.
"Memang, masih berproses mencari bentuk paling tepat, apakah mau modern atau minimalis. Sementara Indonesia punya kekhasan furnitur sendiri yang penuh dengan selebrasi. Lalu, bagaimana menerjemahkan hal tersebut dalam produk?" ujarnya.
Sebagai bagian dari komoditi sebuah industri, Joshua mengatakan, kreasi desain lama-kelamaan lebih dihargai dari sekedar kompetisi harga. Agar tidak tertinggal, ia menghimbau para desainer menghindari proses instan atau copy paste desain orang lain.
"Lama kelamaan industri menyadari pentingnya daya saing kreasi, bukan harga lagi. Kalau desainernya meniru, lalu bagaimana daya saingnya," ungkapnya.
John Cahn, Ketua American Hardwood Export Council (AHEC) menambahkan, dengan desain furnitur inovatif dan kreatif, para desainer mebel Indonesia bisa menembus pasar luar negeri yang ketat. Hal tersebut otomatis meningkatkan volume eksor mebel Indonesia.
Sumber : www.properti.kompas.com/Desain.Mebel.Belum.Imbangi.Kemajuan.Arsitektur.
Cari rumah Propertykita ahlinya...!!
Cari rumah dijual yang aman nyaman asri dan siap huni..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar