
"Tidak stop kok, FLPP tidak mati suri, cuma hanya tertunda karena antara kami (Kementerian Perumahan Rakyat/Kemenpera) dengan bank penyalur FLPP belum ketemu suku bunganya," ujar Deputi Pembiayaan Kemenpera, Sri Hartoyo, kepada detikFinance, Selasa (16/1/2012).
Sri yakin, pada akhir Januari antara Kemenpera dan Bank penyaluar FLPP sudah ada kesepakatan, sehingga program FLPP khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) bisa berjalan lagi.
"Akhir Januari program FLPP jalan lagi," yakinnya.
Memang saat ini, bilang Sri, dalam negosiasi ulang perjanjian kerja sama operasional (PKO) Kemenpera mengingkan suku bunga hanya berkisar 5%-6%, namun bank belum menyetujuinya. Dimana sebelumnya 8,15% (fixed rate).
"5-6% itukan ancar-ancarnya, kalau bisa kan lebih meringankan masyarakat, tapi kalau banknya belum tahu mau apa tidak, kita belum ketemu lagi," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, program subsidi rumah dengan pola FLPP terancam tak lagi bergulir tahun ini karena belum adanya kesepakatan antara pemerintah dengan perbankan penyalur FLPP.
Negosiasi ulang perjanjian kerja sama operasional (PKO) belum optimal, perbankan belum juga menyampaikan proposal baru di 2012. Akibatnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang ingin kredit rumah harus gigit jari.
Kemenpera menginginkan, suku bunga yang tercantum dalam PKO menjadi 5%, atau turun dari kesepakatan sebelumnya 8,15% (fixed rate). Ini yang disinyalir menjadikan perbankan enggan menyampaikan PKO ke pemerintah.
"Ini terkait dengan penurunan BI rate. Bunga KPR juga harusnya turun. Kita inginnya 5%-6%. BCA saja bunga (KPR komersial 7,5%)," kata Deputi Perumahan Formal Kemenpera Pangihutan Marpaung di Jakarta, Minggu (15/1/2012).
Diskusi dengan perbankan, khususnya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sudah terjadi beberapa kali. BTN menjadi bank penyalur FLPP yang paling dominan, selain itu masih ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Bukopin Tbk, dan BPD Sumut.
Namun sayangnya proposal dari perbankan diatas belum juga diterima Kemenpera. Padahal Pangihutan menantikan 'itung-itungan' perbankan tersebut.
"Ya paling tidak harus ada. Ini tidak ada. Jangan bicara. Harus tertulis (proposal). Lengkapi dengan cost of money, over head-nya berapa? Kita tunggu," tambahnya.
Namun, Kemenpera masih berpegang pada semangat menurunkan suku bunga menjadi 5%. Saat belum juga terjadi kesepakatan dalam proposal PKO, FLPP dalam rangka penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), akan mati suri.
"Usulannya ditunggu. Mestinya paling lambat minggu depan sudah harus masuk (ke Kemenpera). Setelah itu, bisa MoU dalam waktu dua hari," imbuhnya.
Sumber : www.finance.detik.com/fasilitas-likuiditas-pembiayaan-perumahan-jalan-lagi-akhir-januari
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar