YOGYA, - Kenaikan bahan baku bangunan seperti semen yang naik 20 persen maka hal itu pasti akan berpengaruh terhadap kenaikan harga jual sekitar 4 persen. Itu terjadi karena pengaruh semen adalah 20 persen dari total biaya.
"Yang paling berpengaruh terutama pembangunan vertical house, yaitu bangunan bertingkat karena lebih banyak menggunakan semen ketimbang landed house," kata Ketua Real Estat Indonesia (REI) Yogyakarta, Remingius Edi Waluyo, Senin (12/9/2011).
Tetapi para pengembang properti untuk segmen perumahan (housing) belum akan menaikkan harga jual beli property kepada konsumen. Walaupun ada potensi kenaikan harga semen akan ada penyesuaian harga, sejumlah pelaku usaha pengembang tidak ada rencana menaikkan harga jual properti dalam jangka pendek.
Remi mengatakan selama ini apabila ada kenaikan harga semen, pengerjaan akan tetap dilanjutkan, terlebih karena menyangkut kredibilitas pengembang dan kepercayaan konsumen, hanya dampaknya akan ada penyesuan harga akibat naiknya harga semen.
"Selama ini kami para pengembang hanya akan berhenti jika memang telah terjadi kelangkaan, selian itu akan berlanjut meskipun konsekuensinya akan ada penyesuaian harga," ujarnya.
Sejak Lebaran, kata Remi dari pantauan REI, harga semen memang melambung tinggi. Pihaknya terus memantau rencana kenaikan harga semen di 2011. Pengembang juga masih menunggu sejauh mana kenaikan tersebut akan berpengaruh.
"Memang akan ada rencana kenaikan harga semen. Nah, kenaikan harga yang sekarang ini apakah kenaikan tetap atau temporer masih perlu dilihat lebih juah," ujarnya.
Terkait dengan kenaikan harga semen, lanjut Remi, biasanya ada tiga faktor yang mempengaruhinya, yakni akibat mahalnya bahan baku, naiknya bahan bakar produksi, dan biaya distribusi yang mahal. Ketiganya dapat memicu melambungnya harga semen.
"Kalau memang naik, pengaruhnya akan besar. Karena daya serap (semen) terhadap biaya produksi mencapai 20 persrn. Kita belum ada angka kenaikan harga (rumah)," ucapnya.
Sumber : www.jateng.tribunnews.com/harga-semen-dapat-memicu-kenaikan-harga-rumah
"Yang paling berpengaruh terutama pembangunan vertical house, yaitu bangunan bertingkat karena lebih banyak menggunakan semen ketimbang landed house," kata Ketua Real Estat Indonesia (REI) Yogyakarta, Remingius Edi Waluyo, Senin (12/9/2011).
Tetapi para pengembang properti untuk segmen perumahan (housing) belum akan menaikkan harga jual beli property kepada konsumen. Walaupun ada potensi kenaikan harga semen akan ada penyesuaian harga, sejumlah pelaku usaha pengembang tidak ada rencana menaikkan harga jual properti dalam jangka pendek.
Remi mengatakan selama ini apabila ada kenaikan harga semen, pengerjaan akan tetap dilanjutkan, terlebih karena menyangkut kredibilitas pengembang dan kepercayaan konsumen, hanya dampaknya akan ada penyesuan harga akibat naiknya harga semen.
"Selama ini kami para pengembang hanya akan berhenti jika memang telah terjadi kelangkaan, selian itu akan berlanjut meskipun konsekuensinya akan ada penyesuaian harga," ujarnya.
Sejak Lebaran, kata Remi dari pantauan REI, harga semen memang melambung tinggi. Pihaknya terus memantau rencana kenaikan harga semen di 2011. Pengembang juga masih menunggu sejauh mana kenaikan tersebut akan berpengaruh.
"Memang akan ada rencana kenaikan harga semen. Nah, kenaikan harga yang sekarang ini apakah kenaikan tetap atau temporer masih perlu dilihat lebih juah," ujarnya.
Terkait dengan kenaikan harga semen, lanjut Remi, biasanya ada tiga faktor yang mempengaruhinya, yakni akibat mahalnya bahan baku, naiknya bahan bakar produksi, dan biaya distribusi yang mahal. Ketiganya dapat memicu melambungnya harga semen.
"Kalau memang naik, pengaruhnya akan besar. Karena daya serap (semen) terhadap biaya produksi mencapai 20 persrn. Kita belum ada angka kenaikan harga (rumah)," ucapnya.
Sumber : www.jateng.tribunnews.com/harga-semen-dapat-memicu-kenaikan-harga-rumah
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar