Hal ini disampaikan Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat Iskandar Saleh, dalam dalam diskusi Tabungan Perumahan Nasional di Happyland, Cibalung, Bogor, Sabtu (24/9/2011).
"Tingkat kepemilikan rumah terus turun, 2010 adalah 78% dari total keluarga. Tahun sebelumnya 79%," ungkapnya.
Ia menambahkan, selain semakin banyak masyarakat lebih memilih tinggal di rumah sewa, turunnya tingkat kepemilikan rumah, mengindikasikan sulitnya orang berpenghasilan rendah dalam mengakses kredit perumahan.
Lemahnya akan akses kredit, disinyalir karena sulitnya perbankan menyediakan dana jangka panjang, ditengah pendanaan bank yang berbasis jangka pendek.
"Tabungannya jangka pendek. Perbankan juga memiliki dua risiko, likuiditas yang mismatch (tak cocok), kredit berjangka panjang, juga adanya tingkat bunga yang bisa sewaktu-waktu naik hingga menyebabkan negatif spread," paparnya.
Iskandar menuturkan pernah ada skema sekuritisasi aset dalam pendanaan akan kredit perumahan. Namun, dalam praktiknya, pendanaan ini tidak cukup murah, karena harus bersaing dengan Surat Utang Negara (SUN) di pasar modal.
"Dana jangka panjang murah di Indonesia, tidak sepenuhnya murah. Kita punya SMF (Saran Multigriya Finansial), tapi hambatannya banyak. SMF dalam fundraising di pasar modal harus bersaing dengan obligasi negara. Treasury rate kita tidak bisa dibentuk, kecuali sovereign rating baik. Terakhir kan BB+ atau spekulative rate," tuturnya.
"Dan sulit SMF atau produk apapun surat berharga dengan rate dibawah SUN, kalau sovereign rate tidak membaik. Karena selama ini belum investment grade," tutur Iskandar.
Sumber : www.finance.detik.com/jumlah-keluarga-indonesia-yang-punya-rumah-makin-menciut
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar