Ilustrasi Green Building (Foto: Reuters)
Padahal di negara lain, contohnya saja di negeri tetangga, Singapura dan Malaysia, konsep ini sudah menjadi kewajiban yang kemudian berubah menjadi gaya hidup masyarakat urban yang modern.
Branch Manager PT Pembangunan Perumahan Tbk (PP) Hadjar Seti Adji mengatakan, masih banyak yang belum memahami akan keuntungan dari penerapan konsep green building ini.
"Tidak usah ambil contoh jauh-jauh, di Singapura dan Malaysia saja, wajib membangun gedung hijau. Dan ini menjadi tren yang mempengaruhi pasar. Semakin green bangunan itu, akan semakin dicari pembeli, baik residensial, perkantoran, dan fasilitas publik lainnya," papar Hadjar saat ditemui, di Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya, hal tersebut didasari pada kewajiban, yang perlahan-lahan menjadi kesadaran (awareness) dan kemudian berubah menjadi gaya hidup yang diterapkan semua lapisan masyarakat. Selain itu, menambah nilai (value), baik dari segi produk maupun konsumennya.
"Ada prestise dan kebanggaan sendiri jika gedung yang kita miliki lebih "hijau". Apalagi jika gedung tersebut sudah memiliki sertifikat hijau dari badan atau organisasi yang berwenang. Untuk Indonesia kita punya Green Building Council Indonesia (GBCI)," ujarnya.
Pendapat ini, senada dengan yang disampaikan pimpinan salah satu perusahaan pengembang properti asal Malaysia, E&O Group.
Menurut Deputy Managing Director E&O Eric Chan Kok Leong, produk properti yang mereka kembangkan selalu mengutamakan konsep hijau dan ramah lingkungan.
"Bisnis kami memang properti, tapi ini didasari pada gaya hidup masyarakat. Maka komitmen kami adalah membawa konsep green kembali dalam kehidupan sehari-hari. Dan di Malaysia, pengembangan properti semuanya sudah menuju ke arah ini. Tidak ramah lingkungan, maka tidak akan dipilih konsumen," kata Eric Chan.
E&O Group sendiri, melalui produk Andaman at Quayside mengembangkan konsep hunian yang lebih natural. Dengan menghadirkan area hijau yang luas pada proyek dengan total luas 8 hektare (ha) tersebut, yang terdiri dari taman seluas 2,79 ha, waterpark seluas 1,82 ha, jalur bersepeda, dan clubhouse.
Hal ini bertolak belakang dengan keadaan di Indonesia, di mana masih banyak pihak yang lebih memikirkan jumlah uang (cost) yang harus dikeluarkan, ketimbang melihat dampak jangka panjangnya.
"Orang kita masih banyak yang belum paham, banyak yang khawatir konsep green building memakan biaya yang lebih besar. Itu memang tidak dipungkiri. Tapi, lihat benefit-nya ke depan. Bisa lebih hemat energi, air dan tentu saja menjaga lingkungan dan Bumi ini yang semakin terancam. Maka dengan adanya pergub bangunan hijau ini bisa menjadi alat pembelajaran secara perlahan-lahan," jelas Hadjar menutup.
Sumber : www.property.okezone.com/semakin-green-building-semakin-laku-propertinya
Cari RumahDijual Bekasi ??
Kunjungi juga rumahdijual-kelapagading.blogspot.com dan www.propertykita.com untuk lebih tau informasi rumah dan property
Tidak ada komentar:
Posting Komentar