Ketua REI Setyo Maharso mengatakan kondisi ini berdampak langsung pada penjualan utuk rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di akhir tahun. Ia memastikan dari target 120.000 unit rumah yang disiapkan REI 2011 untuk MBR tak sepenuhnya akan bisa disalurkan melalui skema subsidi.
Ia juga mengatakan, secara total pejualan rumah anggota REI (komersial dan subsidi) tak mengalami penurunan termasuk di akhir tahun ini. Yang mengalami penurunan justru pada pola penjualannya khususnya di segmen menengah bawah dengen skema FLPP.
"Memang terjadi penurunan untuk MBR, karena belum tersosialisasi maksimal,"katanya kepada detikFinance, Senin (12/12/2011)
Setyo mengatakan dari target tahun ini REI membangun 120.000 unit untuk MBR, namun secara realisasi yang akan dijual melalui subsidi tak akan tercapai khususnya oleh perbankan misalnya BTN.
Menurutnya ini bisa terjadi karena para konsumen yang mengajukan fasilitas FLPP sering terkendala masalah administrasi. Sehingga biasanya mereka akhirnya mengambil rumah atau hunian yang masuk katagori komersial atau non subsidi.
Setali tiga uang dengan Setyo, Sekjen Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy mengatakan dengan kondisi demikian di akhir tahun ini penyedian rumah untuk MBR memang ada sedikit penurunan, pengembang diduga mengerem pengadaan rumah segmen ini karena berbagai alasan.
"Menurut saya memang agak sedikit turun (akhir tahun), karena kendala seperti tentang tipe bangunan, soal FLPP masih tak selancar yang diharapkan, sedikit menggangu dari realisasi penjualan," katanya.
Saat ini para pengembang masih menunggu kepastian regulasi-regulasi baru seperti syarat pembangunan rumah minimal tipe 36 yang akan diperlunak dengan ketentuan baru seperti fleksibelitas pengurangan dinding bangunan.
"Kalau saya lebih lihat itu, secara umum pasar masih bagus. Kalau ada sedikit penurunan bukan karena tidah ada pangsa pasar atau ekonomi menurun justru daerah tumbuh bagus sekarang ini," katanya.
Eddy menegaskan pertumbuhan properti anggota REI tahun ini akan mencapai 15% sesuai dengan target. Kendala yang terjadi pada tahun ini lebih disebabkan oleh regulasi seperti FLPP yang belum maksimal dan aturan yang belum saling padu.
"FLPP yang ditetapkan sampai Rp 90 juta tetapi pembebasan PPN yang dikenakan hanya sampai Rp 70 juta, sedangkan tipe yang ditentukan (minimal) 36, kalau didaerah tertentu kalau 36 tidak bisa dibawah Rp 70 juta," katanya.
Sumber : www.finance.detik.com/penjualan-rumah-subsidi-tak-capai-target
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar