Pusat perbelanjaan atau mal yang menganut konsep lifestyle dan entertainment lebih diminati retailer. Konsep ini menarik karena tak hanya menangkap prilaku masyarakat ke mal untuk belanja.
"Tren mal yang mengusung konsep entertainment lebih diminati, karena perilaku konsumen ke mal tak hanya belanja, tapijuga untuk hiburan."
-- Herully Suherman--
Untuk mal yang akan ramai selama 2011, Herully mengatakan mal di kawasan CBD, non-CBD atau secondary, dan wilayah Selatan. "Di kawasan ini kepadatan traffic pengunjungnya tinggi, konsep retail center banyak dikunjungi pengunjung yang tertarik masuk pusat perbelanjaan untuk belanja atau sekadar hiburan," ujarnya.
Perkembangan ritel masih tumbuh subur di wilayah Jakarta. Sementara di kota-kota lain belum bisa menyaingi. Utami Prastiana, Associate Director Head of Strategic Consultancy Procon mengatakan agar mal di luar Jakarta diminati harus punya populasi atau komunitas.
Kota-kota yang memiliki pasokan ritel namun masih secondary brand seperti Surabaya, Ujung Pandang, Palembang, dan Medan. "Surabaya dan Bandung trennya mulai seperti Jakarta dengan banyak konsep entertainment. Beberapa developer merencanakan punya mal seperti ini di dua kota tersebut," ujarnya.
Menurut laporan Procon, pasokan ritel di Jakarta pada awal 2011 tumbuh 4,8 persen mencapai 3,63 juta meter persegi bila dibandingkan dengan angka di awal tahun 2010. Permintaan tumbuh sekitar 18,9 persen dibandingkan kuartal I 2010 dengan penyerapan di kuartal I 2011 sebesar 107,000 meter persegi.
Profil penyewa masih didominasi dengan retailer bergerak di bidang fashion dan makanan (F and B). Untuk kuartal I ini tidak ada pasokan baru ritel, namun tingkat hunian meningkat menjadi 84 persen. (Natalia Ririh)
Sumber : www.properti.kompas.com/Mal.Berkonsep.Entertainment.Jadi.Tren.
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar