"Berdasarkan data ekspor, Indonesia adalah pasar terbesar kedua kayu keras Amerika di Asia Tenggara. Ini membuktikan kayu keras Amerika semakin diminati para desainer dan industri furnitur di Indonesia," ujar John Chan, Ketua AHEC dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (6/12/2011).
"Kami berharap dengan adanya IFDC ini motivasi desainer untuk mendesain interior secara kreatif dan inovatif semakin meningkat, juga memperkaya budaya desain Indonesia dan bisa menembus pasar furnitur internasional yang ketat dan bisa meningkatkan ekspor furnitur," tambahnya.
Tema Credenza pada kompetisi ini, lanjut John, membidik para desainer furnitur profesional untuk mendesain kayu keras Amerika yang memiliki warna dan serat kayu nan unik. Dalam kompetisi kali ini para juri terdiri dari Michael Bukley (Direktur AHEC Eropa), Joshua M Simanjuntak (Desainer), Lea Aviliani Aziz (Desainer), Prieyo Pratomo (Asmindo), Dwight S Kiswandono (Dosen PIKA), serta Eghbert Pos (Praktisi Industri).
IFDC tahun ini memiliki empat kategori yang diperlombakan, yakni kategori Paling Estetis (The Most Aesthetic), Paling Fungsional (The Most Functional), Paling Inovatif (The Most Innovative), dan Pemenang keseluruhan (Overall Winner). Menurut Joshua M Simanjuntak, salah satu juri IFDC 3, kriteria penilaian peserta meliputi kreativitas, originalitas, fungsi, serta mudah dipasarkan.
"Sebuah desain interio harus kreatif, berfungsi dengan baik serta mudah dipasarkan," ujarnya.
Sumber : www.properti.kompas.com/Kompetisi.Mendesain.Kayu.Keras.Amerika
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar