Jumat, 16 Desember 2011

Harga Tanah yang Kian Membengkak




JAKARTA,Pertumbuhan industri yang pesat turut mendorong permintaan kawasan industri. Walhasil, hal ini pun berhasil mendongkrak harga tanah di kawasan industri.

Riset PT Cushman & Wakefield Indonesia menunjukkan, harga rata-rata tanah di kawasan industri pada kuartal III-2011 mencapai Rp 1,09 juta per meter persegi (m²). Harga ini sudah melesat 10,2% dari kuartal III-2010.

"Peningkatan ini disebabkan permintaan naik, artinya Indonesia makin dipercaya oleh perusahaan asing untuk berinvestasi," tutur Wira Agus, Associate Director Research & Advisory Cushman, Selasa (13/12/2012) lalu.

Investasi asing yang merangsek masuk ke Indonesia tahun ini kebanyakan bergerak di bidang produk konsumer dan otomotif. Wira meramalkan, peningkatan permintaan ini masih akan berlangsung hingga tahun depan. Akibatnya, penyerapan kawasan industri tahun 2012 akan mencapai 500 hektare (ha) dengan kenaikan harga tanah sebesar 20%.

Ia menilai, perusahaan asing berekspansi ke Indonesia demi alasan efisien. Wilayah potensial yang masih akan dibidik investor antara lain Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Sementara Serang dan Cilegon mulai menyusul.

Akuisisi lahan

Permintaan yang tinggi ini pun dialami oleh PT Surya Semesta Internusa Tbk. Tahun ini, penjualan lahan di kawasan industri Surya Semesta telah mencapai 298 ha dengan nilai penjualan Rp 1,34 triliun. Luas tersebut naik lebih tujuh kali lipat dibandingkan penjualan tahun lalu yang sebesar 36,38 hektare.

Utari Sulistiowati, Sekretaris Perusahaan Surya Semesta, mengatakan, peningkatan penyerapan ini didorong meningkatnya investasi di kawasannya. Beberapa investor asing itu antara lain PT Nestle Indonesia yang membeli 28 ha serta PT Astra International Tbk dan PT Astra Daihatsu Motor yang membeli 121 ha untuk perluasan pabriknya. Selain itu, ada pula ekspansi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dan PT Dexa Medica.

"Tahun depan beberapa pembeli lahan antara lain misalnya perusahaan farmasi, barang konsumer, dan komponen kendaraan," tutur Utari.

Melihat permintaan yang tinggi, Surya pun berniat menambah lahan seluas 400 ha tahun depan. Bila penambahan lahan ini laku, Surya Semesta yakin bisa menghimpun pendapatan sebesar Rp 3,1 triliun.

Adapun untuk tahun ini, perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,5 triliun. Dari jumlah itu, pendapatan dari bisnis kawasan industri diharapkan mencapai Rp 1,34 triliun.

PT Kawasan Industri Jababeka Tbk juga mengakui peningkatan harga tanah akibat permintaan yang melesat. Tahun ini, Jababeka menjual 85 ha lahan, lebih rendah dari penjualan lahan tahun lalu yang seluas 116 ha.

Namun, meskipun lebih rendah, penjualan Jababeka tetap terasa manis. Pasalnya, harga tanah di kawasan itu sudah menyentuh Rp 1 juta-Rp 1,3 juta per m². Harga itu melonjak 42,8%-62,5% dari harga tahun lalu yang sebesar Rp 700.000-Rp 800.00 per m². Hal ini menyebabkan penjualan Jababeka tahun ini diproyeksikan akan menyentuh Rp 950 miliar, tumbuh 11,7% dari penjualan tahun lalu yang sebesar Rp 850 miliar.

"Harga tanah tahun depan pun akan naik 10%-20% akibat tingginya permintaan," tutur Mulyadi Suganda, Sekretaris Perusahaan Jababek.

Serupa dengan Surya Semesta, perusahaan pun mengantisipasi peningkatan permintaan lahan dengan mengakuisisi lahan. Jababeka sudah menyiapkan Rp 500 miliar untuk ekspansi ini.




Sumber : www.properti.kompas.com/Harga.Tanah.yang.Kian.Membengkak

Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar