JAKARTA - Pesona Bali telah menarik para investor di bidang properti. Harga properti di pulau Dewata yang mengalami kenaikan 10 persen setiap tahunnya menjadi daya tarik untuk pengembangan kondominium hotel (kondotel) selain temuan bahwa turis mancanegara mulai mengincar hunian tetap.
Dwi Novita Yeni, Research & Analyst Manager Coldwell Banker Commercial, mengatakan keindahan alam dan kultur yang bernilai tinggi menjadi daya jual tersendiri seiring banyaknya orang berkunjung ke Bali. Secara tidak langsung, fakta itu mendongkrak pertumbuhan proyek properti di sana. "Bukan hanya berwisata dan berbisnis, banyak di antara orang yang pernah datang ke sana ingin memiliki tempat permanen yang bisa dikunjungi kapan saja," ujarnya, kemarin.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari biaya hotel yang tinggi dan pada musim liburan sulit untuk mendapat kamar secara dadakan. "Sekarang kalau dia punya tempat sendiri kan memberikan keuntungan juga karena bisa disewakan," kata Dwi.
Investor asing mencium peluang bisnis itu dengan membangun sejumlah unit kondotel. Pengembang dan pemain besar di sektor properti hotel yang sedang giat antara lain Swiss-Bell Hotel, Accor Group, dan Aston International Group.
Swiss-Bell Hotel saat ini tengah mengembangkan Watu Jimbar di Sanur, Accor Group mengembangkan All Season, dan Aston Group mengembangkan Quest. "Nilai investasi beragam. Swiss Bell Hotel misalnya, sekitar Rp 200 miliar," kata Go Hengky Setiawan, Finance and Administration Director Binakarya Propertindo Group selaku pengembang Watu Jimbar.
Pembangunan kondotel di Bali lebih diminati karena nilai investasi yang tidak setinggi hotel namun memberikan keuntungan yang tidak kalah tinggi. "Kondotel itu saat baru dibangun saja bisa terjual hingga 50 persen, jadi return-nya lebih cepat dibanding hotel, dan bagi masyarakat yang berinvestasi dengan membeli property kondotel, keuntungannya selain bisa menempati kondotel yang dibeli saat berlibur maupun berbisnis, hasil dari penyewaan kondotel juga rata-rata lebih tinggi dari bunga deposito," jelas Hengky.
"Harga properti di Bali tiap tahun mengalami kenaikan sekitar 10 persen. Ini artinya bagi investor yang membeli tahun 2010 ini akan menikmati peningkatan nilai investasi sebesar 20 persen pada saat kondotel beroperasi di 2012 nanti," ujarnya.
Watu Jimbar memang akan mulai beroperasi pada 2012 dan pembangunan dimulai sejak pertengahan tahun ini.
Peningkatan aset properti di Bali tidak terlepas dari banyaknya turis mancanegara yang masuk. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan selama lima bulan pertama 2010 (Januari-Mei) jumlah wisatawan manca negara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 2,77 juta orang atau meningkat 14,59 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 2,41 juta orang. Sebanyak 944.476 di antaranya masuk ke dalam negeri melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai, Bali.
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar