Naiknya harga bahan bangunan dan upah buruh, plus kemungkinan meningkatnya tingkat suku bunga tahun depan, tampaknya tak membuat para pelaku bisnis properti berkecil hati. Mereka begitu yakin, prospek usaha ini masih akan mengilat.
Optimisme serupa dilontarkan seulah pejabat di Kementrian Perumahan Rakyat. Menurut Zulfi Syarif Koto, Deputi Menpera, setelah melambat di 2009, tahun ini dan 2011, sektor properti memasuki tren menguat. Paling tidak, Zulfi memperkirakan, omset industri properti tahun depan akan mengalami kenaikan 12% menjadi Rp101 triliun.
Prediksi ini muncul setelah melihat masih besarnya permintaan pasar. Sehingga, kendati kemungkinan harga jual properti naik sekitar 10% di kuartal I-2011, penjualan tetap akan meningkat.
Kondisi ini jelas menjadi sentimen positif bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri properti. Apalagi perekonomian Indonesia tahun depan diyakini masih akan stabil.
Sayang, tak semua saham di sektor ini yang patut dikoleksi karena harganya sudah kemahalan. Efek PT Bakrieland Development (ELTY), misalnya. Selain menanggung utang cukup besar, saham yang Jumat (10/12) menclok di level Rp157 ini sudah tergolong mahal.
Menurut perhitungan sejumlah analis, dengan banyaknya masalah yang dihadapi perseroan maupun Grup Bakrie yang menjadi induk kelompok usaha emiten ini, saham ini hanya layak dihargai Rp148 per lembar.
Begitu pula dengan saham PT Bumi Serpong Damai (BSDE). Walaupun ada yang memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp1.050, ada sejumlah analis yang menyarankan sebaliknya (sale). Itu lantaran mereka memiliki perhitungan harga wajar BSDE di kisaran Rp800.
Suara analis ‘membulat’ ketika menilai saham PT Summarecon Agung (SMRA) dan PT Alam Sutra Realty (ASRI). Prospek SMRA dianggap cukup mencorong. Laba bersihnya, yang pada akhir September lalu mencapai Rp173 miliar, di penghujung tahun, diprediksi akan membesar hingga Rp200 miiar.
Oleh sebab itu, sahamnya yang pada perdagangan akhir pekan lalu berada di level Rp1.140 diprediksikan dalam waku enam bulan, bakal menggapai level Rp1.400. Artinya, SMRA masih memiliki potensi penguatan 22,8%.
Sementara ASRI, yang Jumat (10/12) akhir pekan lalu berada di level harga Rp300, dalam waktu enam bulan dipercaya bakal mampu menggeliat ke Rp450. Menarik bukan?
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar