Lokasi strategis dan tingkat kemacetan yang tak terlalu tinggi menjadi alasannya membangun. Luas tanah hanya 180 m2 dan berada di area sudut. Lulusan Sipil Universitas Parahyangan ini lalu menyiasati lahan hoeknya dengan memperbanyak bukaan, void, serta mengolah ruang secara vertikal.
"Rumah ini menjadi bertingkat, namun tetap dengan harga relatif murah. Saya menghabiskan sekitar Rp 400 juta untuk konstruksinya," ujar Teki.
Wow, dengan harga itu, kira-kira rumah dibangun dengan biaya Rp 2,6 juta per meter, dan memiliki kualitas prima. Bagaimana caranya?
"Saya sengaja mengutamakan kamar tidur, dan untuk ruang lain saya usahakan harganya bisa ditekan. Caranya dengan memilih material lebih murah dan mencari alternatif bahan lain yang bisa menekan biaya," ujar ayah beranak satu ini.
Untuk menekan biaya, ada beberapa "kebijakan" dilakukan Teky. Pertama, ia banyak mengekspos material asli seperti batako dan lantai semen. Langkah kedua, Teky mengganti beberapa elemen seperti pengisi railing dengan kabel baja yang dirangkai bersusun lima.
"Lumayan menekan biaya, dan saya pun bisa menggunakan railing berbahan stainless steel sehingga area tangga terlihat lebih cantik," ujar kontraktor yang pernah mengerjakan proyek jalan tol ini.
Selain itu, Teky juga mengganti sekat dinding dengan kabinet.
"Cara ini menghemat ruang, sekaligus budget pembangunan," tegasnya.
Sumber : www.properti.kompas.com/Siasati.Material.Bangunan.Trik.Sukses.Tekan.Biaya.Renovasi
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar