Kamis, 12 Juli 2012

Perumahan dan Ruko Naik, Apartemen Menurun




JAKARTA,Berdasarkan nilai kapitalisasi proyek properti nasional sampai dengan 2011 ini sektor perumahan masih mendominasi pasar properti sebesar 45 %, yang diikuti proyek ruko-rukan sebesar 18 %. Sementara proyek apartemen mengalami penurunan, baik di kawasan Jabodetabek maupun daerah di luarnya.

Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat (Sesmenpera), Iskandar Saleh, pada pembukaan Konferensi Real Estate Indonesia (REI) 2012 di Jakarta, Senin (9/7/2012) lalu, mengatakan telah terjadi peningkatan pada sektor perumahan sebesar 8 % dari tahun sebelumnya yang mencapai sebesar 37 %. Untuk proyek ruko dan rukan juga meningkat dua persen dari 16 % pada 2010 menjadi 18 % pada 2011.

Di sisi lain, kata Iskandar, proyek apartemen baik di Jabodetabek maupun di daerah mengalami penurunan. Nilai kapitalisasi proyek apartemen di Jabodetabek turun sebesar 2 % dari 10 % di tahun 2010 menjadi 8 % di 2011. Hal serupa terjadi di daerah atau luar Jabodetabek, dengan penurunan dari 3,6 % pada 2010 menjadi 2,3 % pada 2011.

Tingkat penjualan rumah secara nasional pada tahun 2010 mencapai 243,428 unit dan meningkat sebesar 26,4 persen menjadi 307,800 unit pada tahun 2011. Penjualan rumah pada tahun 2010 tersebut didominasi oleh rumah dengan segmen harga di bawah Rp 70 juta yaitu sebesar 52,87 persen.

"Akan tetapi, pada 2011 terjadi lonjakan peningkatan pada segmentasi rumah menengah di harga Rp 201 juta - Rp 500 juta, yaitu dari 38.000 unit menjadi 70.000 unit. Rumah besar dan mewah dengan harga di atas satu miliar rupiah serta rumah menengah bawah dengan harga Rp 71 juta – Rp 200 juta juga mengalami kenaikan cukup besar, yaitu sekitar 44,2 persen untuk rumah besar dan mewah, serta 41,7 persen untuk rumah menengah bawah," jelas Iskandar.

Sementara, menurut Ketua Badan Pertimbangan Realestat Indonesia (REI), Teguh Satria, memasuki semester II – 2012, sektor properti tumbuh sampai 20 %. Pertumbuhan paling tinggi terdapat pada sektor residensial baik untuk pasar landed house atau rumah tapak juga pasar apartemen.

"Pertumbuhan tinggi di pasar residensial karena kebutuhannya cukup besar. Tidak hanya masyarakat yang membutuhkan rumah, tetapi banyak karyawan perusahaan asing membutuhkan apartemen untuk tinggal," katanya.

Teguh mengatakan, pertumbuhan sektor properti akan tetap membaik meskipun mendapat imbas penundaan pembelian akibat peraturan Loan to Value (LTV), yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI). Menurutnya, aturan ini tidak cukup signifikan pengaruhnya terhadap bisnis properti.

"Sektor properti tumbuh sampai 40 persen pada tahun 2011. Pencapaian ini membuat BI khawatir dan mengeluarkan aturan tersebut. Tapi, sebenarnya tidak perlu khawatir mengingat kebutuhan kita sangat banyak," ujar Teguh.



Sumber : www.properti.kompas.com/Perumahan.dan.Ruko.Naik.Apartemen.Menurun.

Cari Rumah Dijual Di Bandung..??

Kunjungi juga rumahdijual-kelapagading.blogspot.com untuk lebih tau informasi rumah dan property

Tidak ada komentar:

Posting Komentar