Signature Tower (foto: dok. PT Danayasa Arthatama Tbk.)
Namun, Direktur Eksekutif Indonesa Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, pengembang dan pemerintah semestinya tidak terlena dengan nama besar yang akan dimiliki, namun harus mempertimbangkan berbagai aspek lainnya sehingga dapat menjadi pembangunan yang sinergis.
"Dengan nama besar yang dimiliki Signature Tower, ada kekhawatiran aspek komersialnya tidak dapat diimbangi. Jadi, tidak hanya memiliki nama yang prestise saja, tapi juga perlu pertimbangan aspek komersial yang matang," ujarnya di Serpong, Tangerang Selatan, Senin (16/7/2012).
Menurutnya, aspek yang dipertimbangkan pun bukan saja mengenai fungsi yang harus dipikirkan, proyek tersebut butuh pertimbangan aspek komersial yang matang. Sehingga nama dan aspek komersial dapat seiring sejalan.
"Bukan saja menjadi ikon baru Indonesia, otomatis gedung pencakar langit ini juga akan bisa meningkatkan prestise pengembangnya. Jadi, dengan pertimbangan matang dari semua aspek, Signature Tower bisa dijadikan sebagai pusat bisnis dan ekonomi baru dalam negeri," tegasnya.
Sekadar diketahui, pembangunan Signature Tower dikembangkan oleh PT Danayasa Arthatama Tbk, di bawah Artha Graha Network milim pengusaha Tomy Winata. Gedung ini akan dibangun di kawasan Sudirman Center Business District (SCBD) di atas lahan seluas 5,5 hektare dan rencananya akan rampung pada 2017 mendatang.
Sumber : www.property.okezone.com/jangan-terlena-dengan-nama-besar-signature-tower
Cari Rumah Dijual Di Bekasi ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar