Ilutrasi gedung (foto: maketstudiproject-irinbalaraja)
Sama seperti gedung serbaguna pada umumnya, hanya saja ada program tetap (protap) yang dibuat sehingga gedung dapat disulap dalam beberapa saat menjadi tempat penampungan dan penanganan korban bencana. Tempat ini juga dilengkapi dengan 150 tempat tidur beserta peralatan kesehatan gawat darurat dan personel yang mengawakinya tak ubahnya UGD raksasa.
Kemampuan gedung siaga bencana yang sehari-hari disebut dengan Graha Antariksa ini memang harus dimaksimalkan, tidak hanya sebagai gedung serbaguna. Berlokasi di Pangkalan Udara dan Bandara Halim Perdana Kusuma di ketinggian 36,7 meter di atas permukaan laut, gedung ini boleh dibilang bebas banjir. Apalagi, dalam waktu dekat Bandara Halim Perdana Kusuma dapat didarati pesawat berbadan lebar dengan kapasitas 400 penumpang. Jadi, tempat ini sangat cocok digunakan sebagai tempat penanggulangan bencana.
Pada acara peresmian ini juga diserahkan tiga sertifikat, Penetapan Klasifikasi RSU Tipe B Kemkes RI, Surat Izin Operasional,serta Sertifikat Akreditasi 12 pelayanan. Penyerahan ini dilakukan langsung oleh Ibu Menteri Kesehatan DR dr Endang Rahayu Sedyaningsih MPH PH kepada Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr Esnawan Antariksa, dr Benny H Tumbelaka SpOT MH Kes.
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr Esnawan Antariksa,dr Benny H Tumbelaka SpOT MH Kes mengatakan, dengan diresmikannya gedung siaga bencana ini, RSPAU dr Esnawan Antariksa semakin siap dalam melaksanakan operasi militer selain perang (OMSP) yang salah satunya adalah penanggulangan bencana.
Berkaitan dengan penerimaan tiga sertifikat ini,Kepala RSPAU dr Esnawan Antariksa tersebut menyatakan bahwa ini salah satu bukti komitmen seluruh anggota RSPAU dr Esnawan Antariksa untuk terus meningkatkan pelayanan menuju Three Zero (zero payment, zero complaint,zero accident).
Tidak ada diskriminasi kopral atau jenderal, semua harus dilayani dengan baik, semaksimal yang dapat dilakukan. Demikian pula terhadap masyarakat umum yang sehari-hari dilayani,hampir 50 persen dari jumlah pasien rawat jalan (sehari-hari lebih kurang 550 pasien), bahkan di unit hemodialisa (saat ini terbesar seluruh Indonesia) dengan 52 mesin hampir 60 persen untuk melayani masyarakat umum.
Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Udara Marsma TNI dr Bambang Yudadi Sp B Sp KP MARS mengatakan, ke depan Rumah Sakit di lingkungan TNI AU harus mempersiapkan diri untuk akreditasi yang bersifat internasional dari Joint Commission International Accreditation Standards for Hospitalsyang sering dikenal dengan JCI. Bukan hasil dari akreditasi itu saja yang dikejar, tapi penerapannya dalam pelayanan di rumah sakit, itu yang lebih penting.
Sumber : www.property.okezone.com/gedung-graha-antariksa-bisa-jadi-gedung-siaga-bencana
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
rumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewa rumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewarumah dijual, rumah disewa, apartemen dijual ,apartemen disewa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar