Fondasi rumah (foto: blog.prestigiohouse)
Bahasa teknisnya begini, fondasi adalah bagian dasar dari bangunan yang bertujuan menyalurkan beban dari atas (beban bangunan) menuju ke dalam tanah. Secara logika, berat bangunan harus mampu ditahan oleh permukaan tanah. Padahal kemampuan tanah di bawahnya sangat bervariasi, seperti tanah lempung, tanah keras, tanah berpasir, dan tanah berbatu. Maka kenali dahulu jenis tanah pada lokasi tersebut, caranya dengan melakukan penyelidikan tanah, agar nantinya bangunan yang berdiri di atasnya dapat stabil dan tidak terjadi penurunan yang terlalu besar.
Tanah uruk di lokasi bekas rawa mengandung banyak sekali air, sehingga perlu menggunakan model fondasi khusus. Bila dipaksakan menggunakan fondasi langsung-menerus hasilnya kurang baik memikul atau menahan beban di atasnya yang melebihi kemampuannya. Perlakuannya berbeda dengan tanah keras, jenis tanah ini memiliki kemampuan yang bagus untuk menahan beban dari atas. Kemampuan tanah untuk memikul beban atau berat bangunan (kg) dihitung setiap sentimeter per segi (cm2) atau biasa dikenal dengan daya dukung tanah dengan satuan kg/cm2.
Akibat yang ditimbulkan dari kemampuan fondasi tidak mampu menahan beban di atasnya akan dirasakan bisa setelah beberapa bulan bangunan berdiri atau beberapa tahun kemudian. Penurunannya tidak bersamaan, karena berat rumah di setiap titik tidak sama, begitu pula untuk kemampuan pikul tanah yang tidak seragam. Untuk itu perlu adanya sloof yang bertujuan sebagai balok pengikat dan untuk meratakan beban, sehingga setiap titik fondasi memiliki perlakuan beban yang sama.
Kegagalan fungsi fondasi atau fondasi tidak dapat berfungsi dengan baik disebabkan karena penurunan permukaan fondasi yang berlebihan dan akan mengakibatkan kerusakan pada struktur bangunan. Dapat langsung dilihat dan dirasakan adalah dinding retak, pintu atau jendela sulit dibuka, dan lantai retak.
Fondasi dibedakan menjadi dua jenis, yakni fondasi dangkal dan fondasi dalam. Fondasi dangkal jika memiliki kedalaman dasar fondasi dari muka tanah kurang atau sama dengan lebar fondasinya. Fondasi dalam bila kedalaman dasar fondasi dari muka tanah adalah lebih dari lima kali lebar fondasinya.
Fondasi rumah tinggal biasa menggunakan fondasi dangkal yang disebut fondasi langsung atau spread footing. Sesuai dengan namanya, spread footing memperluas permukaan fondasi yang bersentuhan dengan bidang tanah. Memperluas permukaan fondasi bukannya tanpa alasan, fungsinya jelas, yakni agar beban bangunan dapat disebarkan kepermukaan fondasi yang lebih luas. Artinya, setiap sentimeter persegi tanah memikul beban yang lebih ringan dari pada permukaan fondasi yang lebih sempit.
Contohnya, jika sebuah lemari seberat 100 kg harus dipikul oleh satu orang tentu akan lebih berat bila dibandingkan dengan lemari tersebut akan dipikul oleh 10 orang, masing masing akan memikul 10 kg. Fondasi dangkal mudah pelaksanaannya dan harganya lebih murah dari fondasi dalam.
Pengerjaan fondasi dalam membutuhkan teknologi khusus, berbeda dengan fondasi dangkal. Meskipun begitu ada beberapa syarat yang harus dikerjakan untuk membuat fondasi dangkal adalah dasar fondasi harus terletak di atas tanah keras. Perletakkan permukaan fondasi berada di bawah lapisan tanah teratas yang mengandung bahan organik. Biasanya kedalaman fondasi dangkal ini berkisar 60 cm sampai tiga meter.
Fondasi dangkal terdiri dari beberapa jenis seperti fondasi menerus dan fondasi telapak. Fondasi menerus biasa dilihat sebagai fondasi untuk bangunan tidak bertingkat. Untuk bangunan tidak bertingkat dan sederhana dengan dinding setengah bata, menggunakan fondasi menerus dengan kedalaman 60-80 cm. Sedangkan fondasi telapak, berada di bawah kolom struktur, di mana sebagai penyalur beban mulai dari atap danelemen elemen di bawahnya.
Sumber : www.property.okezone.com//fondasi-bangunan-dasar-yang-kokoh
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar