Jumat, 30 November 2012

"Rumah Kontainer" di tengah Depresi Masalah Perumahan


Kontainer barang kini semakin berguna untuk digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi kaum tuna wisma yang tidak memiliki rumah. Hal tersebut cukup membantu permalasalahan perkotaan terkait krisi lahan untuk tempat tinggal.

Saya akui, saat pertama saya disarankan memakai kontainer barang untuk perumahan, saya sedikit skeptis. Namun demikian, kini saya bisa lihat apa yang sudah bisa dicapai.
-- Andy Winter

Sebuah dewan perumahan di Brighton, Inggris, saat ini tengah menggunakan 36 kontainer bekas untuk diadaptasi sebagai hunian sementara bagi orang-orang yang tidak memiliki rumah permanen. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk menghentikan kesenjangan terhadap mereka yang belum punya rumah.

Tampaknya, upaya ini sebagai rencana terakhir untuk menangani persoalan krisis rumah yang bikin depresi. Kontainer-kontainer tersebut diubah menjadi berbentuk apartemen mungil (flat) meliputi kamar mandi dan dapur.

Dua tahun lalu, struktur hunian dari kontainer ini didesain menjadi semacam proyek sosial bidang perumahan di Amsterdam, Belanda. Tetapi, sayangnya, rencana tersebut terlantar setelah terpukul persoalan sulitnya pendanaan untuk proyek tersebut.

Tetapi, di Brighton, Brighton Housing Trust and pengembang QED baru-baru ini telah menyerahkan proposal perencanaan untuk melaksanakan ide "rumah kontainer" tersebut kepada dewan kota untuk membuat pusat hunian modifikasi dari kontainer bekas. 

Andy Winter, pimpinan eksekutif Brighton Housing Trust mengatakan, solusi imajinatif saat ini sangat dibutuhkan untuk bisa mencari jalan keluar dari situasi depresi akibat krisis perumahan di kota ini.

Saat ini, rumah modifikasi dari kontainer-kontainer barang tersebut telah banyak digunakan di beberapa kawasan di London. Tampaknya, ini merupakan pilihan termurah yang paling signifikan ditempuh ketimbang mengeluarkan biaya untuk membeli batu bata dan semen.

Rencana di Brighton ini mengikuti sebuah peringatan dari pejabat dewan perumahan yang mengatakan, bahwa para tuna wisma dan persoalan kepadatan pendudukan semakin memburuk di tengah masalah kekurangan perumahan di Inggris.

Saat ini, tingginya harga properti berkisar 302.000 poundsterling, dengan harga sewa lebih rendah dari itu dan upah rata-rata di pinggiran kota telah berkontribusi meningkatkan angka kesulitan kepemilikan rumah. Seperti yang dilansir berdasarkan laporan dari Federasi Nasional Perumahan dan Institut Perumahan Chartered, peliknya masalah tersebut semakin bertambah dengan meningkatnya sektor properti sewa yang dikelola swasta dan perorangan.

"Saya akui, saat pertama saya disarankan memakai kontainer barang untuk perumahan, saya sedikit skeptis. Namun demikian, kini saya bisa lihat apa yang sudah bisa dicapai," ujar Winter.

"Apa yang mengejutkan saya mengenai ini semua adalah ini (rumah kontainer) bisa menjawab kebutuhan akomodasi sementara untuk 36 laki atau perempuan di Birghton dan Hove," ujarnya. 


Cari Apartemen Disewa   ?? 
Kunjungi juga rumahdijual-kelapagading.blogspot.com dan www.propertykita.com untuk lebih tau informasi rumah dan property
Follow Us : @Propertykitacom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar