Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengharapkan dukungan Gubernur DKI terpilih, Joko Widodo (Jokowi) dalam pengembangan rumah murah khususnya di Jakarta.
Dukungan tersebut, misalnya dalam penetapan kebijakan pemerintah daerah terkait dengan hunian murah dan merakyat.
Djan mengungkapkan, saat ini, masih kurang idealnya kebijakan pembangunan rumah murah, sehingga membuat pengembang tidak tertarik membangun hunian untuk rakyat tersebut. Padahal, pembangunan rumah rakyat terus tumbuh di Jakarta.
Kebijakan yang dimaksud, misalnya terkait koefisien lantai bangunan (KLB). KLB, menurutnya, yaitu angka perbandingan jumlah luas seluruh lantai bangunan terhadap luas perpetakan atau luas daerah perencanaan.
"Waktu zaman Sutiyoso, KLB-nya enam, tingginya bisa 24 lantai. Nah, di zaman Fauzi Bowo, KLB itu cuma 3,5. Kalau 3,5 itu cuma 12 lantai, sehingga tidak efisien," ujar Djan Faridz di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa 2 Oktober 2012.
Menurut Djan, dengan KLB enam, maka tinggi hunian rumah murah tersebut akan lebih diminati. Sebab, ketinggian yang lebih banyak itu dapat lebih menguntungkan pengembang.
"Sekarang kita mengharapkan ini bisa dikembalikan lagi ke angka enam. Kalau 3,5 pengembang tidak mau, kurang menguntungkan," ungkapnya.
Untuk itu, dirinya berharap agar kebijakan tersebut dapat ditinjau ulang. Agar tujuan utama Kementeria Perumahan Rakyat dalam menyediakan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah dapat tercapai.
"Nah, ini kita harapkan dengan gubernur yang baru bisa KLB-nya dikembalikan seperti zaman Pak Sutiyoso," ungkapnya.
Cari RumahDijual Bekasi ??
Kunjungi juga rumahdijual-kelapagading.blogspot.com dan www.propertykita.com untuk lebih tau informasi rumah dan property
Tidak ada komentar:
Posting Komentar